anang teratai dan bambang (Foto: Dok. MediaBnR)

Anang Teratai dan Bambang (Foto: Dok. MediaBnR)

Semarang (MediaBnR.Com) – Perkutut bernama Gajahmada, tidak hanya fenomenal saat di lomba, tapi juga mencatat rekor penjualan tertinggi sebesar Rp 650 juta saat dibeli kembali oleh peternaknya Bambang Terminal 3 tahun lalu. Meski menggeluarkan kocek yang tidak sedikit, namun Bambang terminal justru menggeruk keuntungan besar, terutama saat menjual anak-anakan dari Gajahmada.

Bambang Terminal (Foto: Dok. MediaBnR

Bambang Terminal (Foto: Dok. MediaBnR

Selain mencatat sejarah transaksi penjualan perkutut bangkok tertinggi sepanjang sejarah, perkutut tanah air, trah Gajahmada juga mencatat rekor bokingan antri anakan tertinggi di Indonesia, yaitu sebesar Rp 75 juta sepasang.

Meski nilai bokingan sangat tinggi, namun peminat anak Gajahmada tetap saja mengalir. Bahkan penjualan anak Gajahmada mampu terjual hingga negara tetangga Thailand dan Malaysia. Yang menariknya, walaupun usia Gajahmada tidak muda lagi, namun harga bokingan tetap tinggi, apalagi belakangan Terminal BF selaku pemilik Gajahmada, sukses mengembangkan anak-anak Gajahmada menjadi perkutut jawara, tentu saja semakin menarik peternak untuk memiliki anak Gajahmada.

Kedahsyatan nilai jual trah Gajahmada juga diakui Anang Teratai, pemilik Teratai BF Semarang ini merasa beruntung bisa mendapatkan trah Gajahmada dari Terminal BF Surabaya. Selain mudah mencetak perkutut bagus, juga nilai jual anakanya ikut terkatrol naik. Menurut Anang Teratai, perkutut yang mempunyai trah terfavorit saat ini ya Gajahmada, “Jadi kalau mau cepat sukses di breeding perkutut Anang menyarankan agar peternak juga mengkoleksi trah Gajahmad bisa cucunya, cicitnya dan lain-lain. Pokoke Gajahmada,” jelas Anang. (An/Red)