AJN Bird Farm Dari Indukan Pilihan Hasilkan Anakan Berkualitas

H Koko Pemilik AJN Bird Farm

Mediabnr – Penggawai Negeri Sipil ini, semula hanya penikmat kicauan semata. Setelah sukses menjadi peternak ayam dan kambing, dalam satu tahun ini ia mencoba menjadi breeder burung Murai Batu. H Koko S.P. kesehariannya sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan background seorang peneliti benih di dunia pertanian, yang beralamat di Sukamandi Subang, atas kecintaannya pada burung Murai Batu, peluang hobi jadi bisnis dengan mencoba menjadi seorang breeder si ekor panjang tersebut.

Menanti memasuki masa pensiunnya tujuh bulan kedepan sebagai seorang PNS, H Koko kini akan lebih berkonsentrasi menjalani dunia breeding murai batu. Tak mau main-main, beberapa pejantan juara kontes kicauan dipersiapkannya guna menjadi pejantan di rumah breedingnya. Meski new comer di dunia breeding murai batu, materi indukan serta sample anakan yang dihasilkan, mempunyai kualitas yang benar-benar istimewa.

Pejantan Juara Kontes

Satu tahun yang lalu, H Koko mengawali kegiatan ternaknya. Berawal dari 4 pasang indukan, kini H Koko mengkoleksi 10 pasang indukan dari trah terpilih yang sudah ia seleksi. Tidak mudah untuk mencapai semua itu, perjalanan pertamanya sempat menuai kegagalan. “Awalnya kena tipu dalam membeli indukan. Selain harganya mahal juga jenisnya bukan yang saya harapkan,” ujar H Koko. “Namun kejadian tersebut tidak membuat saya menyerah. Justru lewat pengalaman tersebut, saya bisa belajar banyak, bagaimana memilih indukan yang baik juga jenis burung unggulan untuk dijadikan indukan,” lanjutnya.

Pejantan Juara Kontes Kicauan Nasional

Keseriusannya kini semakin nyata, dengan memboyong beberapa calon pejantan pilihan di lapangan, berdasarkan rekomendasi keponakannya yang sudah lama berkecimpung di dunia kicauan, Bening Cenggo. Baru-baru ini, H Koko meluncurkan murai batu bernama, Satria, yang sukses menjadi tontonan saat menorehkan kemenangan double winner di Mega Latber KBS. Juga, beberapa koleki H Koko skuadnya AJN BF yang lebih antik, dalam waktu dekat ini akan diturunkan di lomba bergengsi.

Sepasang Indukan

Sanitasi & Sirkulasi

Kebersihan area kandang menjadi prioritasnya. Selain asupan pakan yang wajib harus selalu tersedia, sanitasi dan sirkulasi menjadi poin penting dalam beternak. “Tentunya extra fooding menjadi salah satu yang utama, tetapi semua itu akan berhasil bilamana sanitasi dan sirkulasi kandang perjodohan, selalu dalam keadaan bersih. Dalam artian terhindar dari predator seperti cicak atau tikus, juga aliran udara yang masuk seimbang,” ujar H Koko.

Perjodohan

Dalam perjodohannya, Murai Batu jantan terpilih dimasukan ke dalam sangkar kotak terlebih dahulu. H Koko menyebutnya masa penjajagan alias pengenalan. Tehnik tersebut menjadi menu rutinnya dalam perjodohan. “Kalau jantan langsung dimasukan kandang perjodohan, pernah terjadi sang jantan menyerang betinanya. Untuk itu tehnik pengenalan, selalu berhasil untuk perjodohan Murai Batu yang baru akan kawin atau mempelai baru,” tuturnya.

Penetasan

Setelah perkawinan terjadi indukan betina akan mengeram. Masa pengeraman 14 hari, dengan jumlah telur antara 2-3 butir. Setelah menetas anakan diloloh indukan selama 10 -12 hari. Setelah anakan terlihat sudah agak besar, antara 10 – 20 hari dari masa lolohan, indukan siap kawin kembali. Meski indukan siap kawin, H Koko tidak terlalu kejar produksi. Biasanya indukan jantan dan betina ada masa rehat pemulihan. Tujuannya menjaga kualitas dari hasil anakannya.(Dim)