SUBARLI ANK BF – BBTC BANDUNG

Akang subarli

Mediabnr – Berawal dari ternak kenari merah dan black red di tahun 2004, kang Subarli mencoba beralih ternak burung murai batu yang diawal pada tahun 2015. Penghobi yang satu ini semula hanya sekedar penikmat kicauan semata. Didasari akan kecintaannya pada burung ekor panjang tersebut, mantan Dosen yang kerap disebut Akang Subarli ini, langsung terjun menangkarkan murai batu. Kerja keras merupakan sisi edukasinya, sedangkan keberhasilan adalah buah dari semangat dalam pembelajarannya selama beternak. “Awalnya hanya iseng saja dan kerap menemui kendala, tetapi setelah dilakoni serta dipelajari, hasilnya sangat menggembirakan. Baik dari sisi komersil maupun tingkat kebanggaannya,” ujar Akang Subarli yang juga ketua Bandung Blacktail Community (BBTC).

Sepasang Indukan

PEMILIHAN INDUKAN

Tak mau main-main dalam berkarya, dari 20 kandang ternaknya, Akang Subarli mengambil pejantan burung lapangan alias yang pernah torehkan prestasi. Sepuluh nama murai batu yang kerap kali menghiasi gelaran di kota kembang seperti, Jendral, Marques, Don Juan, Bentar, Raja Gaya, Densus, Bongkar, Pangeran, Pelor dan Kian Santang, berjenis ekor putih menjadi bibit pejantan unggulnya. Jenis murai batu ekor hitam, Silocco, Bowling dan Kreator, juga ditangkarkan. “Kriteria saya dalam memilih pejantan harus mempunyai jiwa fighter tinggi, volume keras serta caturangga yang baik. Meski selalu ada kendala burung lapangan dalam proses perjodohannya, disitulah tantangan yang harus dilewati,” ujarnya.

Kang subarli Sebelah Kandang Ternak

PERJODOHAN

“Karakter burung lapangan dalam perjodohan sangatlah berbeda-beda. Ada yang galak pada betina dan anakannya, ada yang ngemong pada betinannya, Intinya pemahaman karakter dan birahi yang pas menjadi menu wajib dalam perjodohannya,” ujar Kang Barli. Dalam perjodohannya, Murai Batu jantan terpilih dimasukan ke dalam sangkar kotak terlebih dahulu. Akang Subarli menyebutnya masa penjajagan alias pengenalan. Tehnik tersebut menjadi menu rutinnya dalam perjodohan. “Kalau jantan langsung dimasukan kandang perjodohan, pernah terjadi sang jantan menyerang betinanya. Untuk itu tehnik pengenalan, selalu berhasil untuk perjodohan Murai Batu yang baru akan kawin atau mempelai baru,” lanjutnya.
Kendala lainnya yang menghampiri dalam hal pemilihan indukan betina. Tentunya jantan lapangan tak mudah dalam perjodohannya, untuk itu pemilihan betina harus benar-benar pas dan berjodoh dalam artian cocok berpasangan. Selain murai batu ada tiga kandang perjodohan burung jalak bali, hwa mei dan poksay.

Pasangan Jalak Bali

Anakan Trah

SANITASI & SIRKULASI

Kebersihan area kandang menjadi prioritasnya. Selain asupan pakan yang wajib harus selalu tersedia, sanitasi dan sirkulasi menjadi poin penting dalam beternak. “Tentunya extra fooding menjadi salah satu yang utama, tetapi semua itu akan berhasil bilamana sanitasi dan sirkulasi kandang perjodohan, selalu dalam keadaan bersih. Dalam artian terhindar dari predator seperti
cicak atau tikus, juga aliran udara yang masuk seimbang,” kata Akang Subarli yang beralamat di daerah Caringin, Porib, Babakan Ciparay, Bandung.
Jejak kreasi, talenta dan keahliannya mampu memberikan inspirasi serta menorehkan prestasi di dunia breeding murai batu. Sebuah karya dari seorang breeder, tentunya harus dihargai dari buah hasilnya. Penghargaan terbaik pastinya harus datang dari dirinya sendiri. Karena beternak adalah sebuah proses. Proses itulah yang harus dihargai dalam makna sebenarnya. Simpanan untuk bekal hari tua, diwujudkannya dari niatan yang tulus dalam berkarya. Dengan membawa bendera ring ANK BF (Afina Nada Kinasih), hasil dari breedingnya, berhasil menetaskan anakan trah jawara dengan caturangga serta talenta yang luar biasa. “Dalam beternak murai batu, yang utama mental serta kerja keras. Untuk hasil akhir tergantung apa yang akan kita kejar, pastinya mengikuti apa yang telah kita kerjakan. Kualitas yang baik dihasilkan dari niatan yang baik dalam berkarya,” tutup Akang Subarli.(Ricky)