Juri BnR Angkatan VIIBogor (BnR) – Diklat Juri BnR Angkatan VII 2014 digelar di Wsima Gizi Bogor berlangsung mulai tanggal 20 – 22 Februari. Acara dibuka Ketua Yayasan BnR Pusat, Kamiludin dan jajaran petinggi Yayasan BnR Pusat Kamis (20/22). Ada 57 peserta termasuk dua dari kaum wanita.

Kamiludin menyampaikan tujuan diadakan diklat lantaran melihat perkembangan frekuensi lomba burung berkicau cukup tinggi yang digelar dipelbagai daerah di Indonesia. Sehingga banyak permintaan kicaumania, even organiser baik dari independen maupun sponsor produk yang membidik segmen komunitas burung berkicau. Mereka ingin menjalin kerjasama menggelar lomba dengan menggunakan juri BnR.

Ia juga menandaskan bahwa visi misi divisi juri Yayasan BnR adalah juri yang masih memiliki hati nurani. Serta menjunjung tinggi etika penjurian yang baik dan benar tidak ada pilih kasih. Juri BnR harus profesional, loyal, disiplin, jujur dan bertanggung jawab. Juri BnR harus lebih mengutamakan peserta di atas kepentingan pribadi, golongan.

“Juri BnR dilarang keras menerima suap atau pemberian hadiah dalam bentuk apapun dari kicaumania. Hal itu bertujuan supaya mental dan moral juri tidak terganggu. Dengan demikian akan tercetak juri yang bersih,” tegas Kamilludin seraya menambahkan juri BnR agar tidak mudah terprovokasi dengan siapapun.

Kamiludin

Bang Kam ( Foto : Akbar/BnR )

Pasalnya, lanjut Bang Kam, keputusan juri itu hak mutlak tidak bisa diganggu gugat lagi dengan alasan apapun. Semua harus hormat dan patuh dengan keputusan juri. “Paling penting lagi, juri BnR harus bisa bekerja dibawah tekanan dan dapat menjaga nama baik korp juri maupun Yayasan BnR serta even organiser yang kala itu sedang menjalin kerjasama dengan BnR,” jelasnya.

Peserta diklat selama tiga hari mendapat materi sistem dan tata cara menjadi juri BnR. Termasuk etika menilai burung. Mulai cara melangkah dan menancapkan bendera penilaian hingga bendera koncer. Peserta diklat sebelum mendapat materi, mereka harus lulus tes kesehatan meliputi berat badan, tekanan darah kesehatan tubuh bagian dalam hingga pengelihatan yang dilakukan tim dokter.

Tak hanya itu, peserta juga mendapat bekal pemahaman psikologi kepribadian. Termasuk penguatan mental dan kebersihan jiwa supaya juri BnR benar-benar bisa menjalankan tugasnya dengan mengutamakan hati nurani. Para peserta pun setiap pagi juga melakukan olah raga santai yang dipandu instruktur.

Sementara H. Dodot dan Engkus pemateri diklat menjelaskan sebelum diterjunkan ke lomba, setiap peserta harus menjalani simulasi laiknya sebagai juri yang bertugas di sebuah even. “Mereka harus adaptasi dengan sistem dan tata cara menjadi juri BnR,”ujarnya.

Sedangkan Bang Boy, Pendiri Yayasan BnR yang menyempatkan hadir, mengucapkan selamat bergabung sebagai juri BnR kepada 57 peserta. Ia berpesan, agar mengutamakan hati nurani selama melaksanakan tugas sebagai juri BnR. Ini sangat penting dan harus menjadi landasan utama dalam memberikan kepuasan kicaumania yang melombakan burung jagoanya di even BnR.

Masih kata Bang Boy, sebagai juri BnR dilarang tergiur dengan adanya suap yang dijanjikan kicaumania apabila burung jagoannya dimenangkan. “Pokoknya bekerjalah dengan hati nurani, jika ingin lama dan selamat sebagai juri BnR. Sebagai juri BnR harus yakin atas keputusan dalam menentukan burung yang layak sebagai juara. *Akbar