Bekasi (MediaBnR.Com) – Meski tak bisa hadir secara fisik dalam event HSBC Award, Hany Faroko, penerima Award The Best Figure yang diberikan oleh Yayasan BnR setelah menerima berbagai masukan dari pengurus BnR Cabang Bekasi, menyampaikan rasa terima kasih atas penghargaan yang diberikan kepadanya. “Saya merasa surprise karena sebenarnya menurut pendapat saya pribadi masih banyak para sahabat kicaumania yang lebih pantas menerimanya,” kata Hany Faroko dengan nada merendah.
Hany Faroko juga menyatakan kekagumannya terhadap kesuksesan acara HSBC Award. “Dari Team Brother SF dan teman-teman yang hadir di HSBC Award, saya mendengar bahwa event ini sukses dari berbagai aspek. Tidak hanya dari jumlah peserta yang mencapai 1360, tetapi untuk event yang sebenarnya berskala regional ini bagi saya merupakan magnet yang luar biasa karena kontestannya yang hadir tidak hanya dari kawasan Jabodetabek, tetapi dari Pulau Jawa dan Sumataera. Belum teman-teman bilang bahwa kemasan dan penyelenggaran event ekslusif dan mewah, namun suasana bisa tertib dan fair play,” kata Hany Faroko.
“Saya kira ini bisa menjadi suatu model bagi penyelenggaran lomba burung berkicau, khususnya di kawasan Jabodetabek. Karena di Jabodetabek banyak Event Organiser (EO) membabi buta menggelar event dengan hadiah jor-joran hanya sekadar mencari popularitas namun mengesampingkan nilai-nilai fair play dalam penyelenggaraan lomba.”
“Sebenarnya tolak ukur kualitas lomba tetap pada masalah fair play. Misalnya mulai dari pemesanan tiket tidak memprioritaskan nomor gantangan kepada peserta tertentu, tetapi benar-benar dilakukan secara acak. Kicaumania sendiri juga harus memulainya dengan tidak meminta nomor gantangan spesial kepada penyelenggara lomba. Akan sangat disayangkan bila suatu lomba yang digadang-gadangkan fair play justru dirusak oleh pemain itu sendiri. “
“Masalah lain yang perlu dibenahi di Jabodetabek adalah padatnya jadwal lomba, menurut saya ini harus diatur agar tidak terjadi benturan, sehingga semua EO sama-sama bisa untung ketika menyelenggarakan lomba. Ini semestinya bisa jadi semacam bahan evaluasi bagi EO, khususnya di wilayah Jabodetabek. Karena itu semua pihak haus menjunjung tinggi,” ucap Hany Faroko. (red)