Pengrajin Sangkar asal Balong Panggang-Gresik

Membuka dan mewujudkan lapangan kerja sendiri, merupakan keinginan yang diputuskan, untuk hidup mandiri. Berbagai usaha telah dijalani dalam merealisasikan mimpinya itu. Kini, berbagai tipe sangkar kualitas halus berhasil diproduksi bersama beberapa pekerja ahli sangkar di rumah. Rupiah yang diraup dari home industri yang dihandalkan ini, mampu mencukupi kebutuhan keluarga. Disamping itu, komulatif gaji yang dibayarkan ke para pekerja tiap bulannya, ternyata jauh di atas Upah Minimum Kabupaten (UMK).

Gaji-sebulan-melebihi-UMK

Sejak lajang, Gendut Mulyono (33), warga Dusun Karang Asem, Desa Karang Semanding, Kecamatan Balong Panggang-Gresik ini, sudah menunjukkan keuletannya dalam menjalani hidup mandiri. Tak dipungkiri, mulai usaha pembesaran ayam potong, jual beli sepeda-motor bekas, sampai usaha pengecatan sangkar (finishing sangkar ‘mentahan’) sekaligus pendistribusian ke berbagai daerah di Jatim, telah dijalani. Khusus usaha terakhir ini dilakoninya selama setahun, namun hati dan pikirannya masih berontak, ingin lebih maju dan berkembang.

Awalnya, sangkar ‘mentahan’ atau sangkar ‘setengah jadi’ diperoleh dari beberapa pengepul sangkar di sekitar tempat tinggalnya. Lantaran dusunnya merupakan sentra pengrajin sangkar terbesar di daerah Gresik. Dari sisi jumlah sangkar-mentahan yang terkumpul, terbatas jumlahnya. Tapi dari sisi type, bentuk dan variasinya, jauh lebih beragam.Gendut-sekali-angkut-10-14-Sangkar_mini

 

Melalui beberapa proses tahapan pengecatan sangkar, nilai jualnya bertambah dan siap dipasarkan. Pemasaran dikirim langsung ke pemesan atau para pedagang di pasar burung Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan dan Surabaya.

“Saya lihat dan amati potensi desa dan peluang pemasaran yang luas. Akhirnya, usaha pembuatan sangkar secara total saya putuskan untuk saya tekuni. Mengingat sebagian besar penduduk dusun sini, menggatungkan hasil dari penjualan sangkar. Yang membuat berbagai jenis, ukuran dan type sangkar. Mulai dari sangkar-kasaran hingga sangkar kualitas halus,” papar Gendut penuh semangat.

Kini, untuk memenuhi pesanan sangkar dari berbagai daerah yang terus meningkat, diputuskan memproduksi sangkar sendiri secara total di rumahnya. Dari tabungan sisa usaha pembesaran ayam potong yang terus merugi, dibelanjakan peralatan elektrik dan kayu jati potonangan sisa pabrik mebel di sekitar Gresik.

Pulang-sekolah-ramai-rami-borong-pengecatan

Pulang sekolah ramai borong pengecatan

Semua tahapan pembuatan sangkar, mulai dari bahan baku, berbentuk sangkar-mentahan hingga berupa sangkar yang siap dipasarkan, sistem pengupahannya diborongkan. Upah pekerjaan tahap pembuatan kerangka sangkar ukuran 40 (p= 40cm, l= 40cm dan t= 70cm), ukuran 43 dan 45 diterimakan ke masing-masing pekerjanya Rp. 50 ribu per sangkarnya. Sedangkan untuk sangkar ukuran diatasnya, rata-rata Rp. 60 ribu ongkosnya.  Dalam waktu seminggu, seorang pekerja sangkar bisa merampungkan 8-10 buah sangkar dari berbagai ukuran. ”Kalau dijumlah sebulan gaji yang diterima pekerja melebihi UMK,”tandas bapak muda berputri tunggal ini, penuh mantap.

Kerangka-sangkar-4043-dan-45-siap-pasang-jeruji_mini

Kerangka sangkar 40,43 dan 45 siap pasang jeruji

Sementara untuk ongkos pemasangan jeruji sangkar diborongkan antara 5-10 ribu rupiah per sangkarnya dan dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga ketika mengisi waktu luang di sore hari. Begitu juga dengan pekerjaan finishing sangkar pun diborongkan. Jasa dan material pengecatan per sangkarnya menghabiskan beaya antara 60-70 ribu rupiah. Dan para remaja sepulang sekolah yang mengerjakannya.

 

Hari keempat pekerja sangkar yang dimiliki, dalam seminggu home industrinya bisa melempar 40 buah sangkar-halus siap pakai di pasaran. Akan tetapi, produk yang dihasilkan ini belum mencukupi pesanan yang kian meningkat jumlahnya. Apalagi keterbatasan perekrutan pekerja dan sulitnya memperoleh bahan baku kayu dan jeruji, membelenggu home industrinya untuk berkembang. Setidaknya, bisa membuka lapangan kerja sendiri dan memberdayakan keahlian warga setempat, merupakan usaha yang patut memperoleh apresiasi tersendiri. *sugeng