Bandung – Harga jangkrik naik ketika memasuki bulan puasa dan sesudah lebaran, sudah sering terjadi. Ini dikarenakan permintaan pada bulan-bulan tersebut memang cenderung meningkat. Tingginya permintaan jangkrik dari bulan ke bulan, menandakan kebutuhan akan extrafooding wajib untuk burung ocehan tersebut, memang sudah menjadi kebutuhan pokok kicaumania. Sudah 2 bulan belakangan ini, jangkrik di beberapa daerah di Jawa Barat terbilang langka. Untuk itu beberapa pedagang menaikan harga jangkrik, dengan ragam rupiah yang berbeda. Seharusnya kenaikan harga adalah sinyal bagi peternak untuk menambah produksi, serta bagi pedagang untuk menambah barangnya.

    Untuk para pedagang eceran jangkrik di kota Bandung, kerap kali mengambil barang di Pasar Sukahaji dan beberapa peternak yang produktif. “Peternak jangkrik kerap terlambat dalam mengecerkannya, mungkin karena hasil panennya juga sedikit,” ujar Alo, salah satu pedagang pakan burung di daerah Antapani Bandung. Ketika ditelusuri ke beberapa peternak jangkrik di Bandung Timur, rata-rata produksi mereka mengalami penurunan. “ Pada bulan Juni-Juli cuaca cenderung basah. Ini menurunkan produktivitas dari hasil ternak. Selain kualitas peneloran menurun, otomatis panen mengalami devisit juga,” beber Dadan, salah satu peternak jangkrik asal Parakan Bandung. “Stock jangkrik siap jual sedikit, terpaksa jangkrik yang belum siap jual alias jangkrik berukuran kecil, diminta juga oleh pelanggan. Mungkin daripada tidak ada sama sekali,” lanjutnya. “ Stock jangkrik yang ada merupakan pesanan pelanggan yang memang telah mengorder dari jauh-jauh hari,’ timpal Asep yang juga merupakan peternak jangkrik.

    Harga jangkrik di Pasar Sukahaji cenderung stabil, meski ada kenaikan sedikit dari harga sebelumnya, tetapi di pedagang eceran variasi harganya cukup berbeda. Harga di pedagang eceran, 1 ons dibandrol antara 12 -14 ribu rupiah, tergantung harga dari si pedagangnya. Berbeda ketika 2-3 bulan kemarin, harga berkisar 4-5 ribu/ons. Trend kenaikan harga barang pangan seperti cabe, bawang putih, kedelai sampai daging sapi, sepertinya menjadi wabah bagi konsumennya. Begitu pula dengan kenaikan harga jangkrik, menjadi persoalan tersendiri bagi kicaumania. “ Kalau harga jangkrik naik tidak terlalu masalah. Tetapi kalau jangkrik tidak ada, ini baru masalah,” kata Dadi selaku penggemar burung ocehan.(Ricky)