Panitia

Panitia

Sragen (MediaBnR.Com) – Kontes Papburi Sragen pada Minggu 31 Mei berlangsung cukup ramai dan meriah. Yang menarik, banyak sekali wajah-wajah kenarimania asal Klaten yang memenuhi lokasi lomba. Secara berkelakar, mereka pun menyebut, “Wah ini sih tak ubahnya lombanya Papburi Klaten, tapi lokasinya dipindah ke Sragen.”

Warna Klaten semakin mengerucut dan terlihat dominasinya saat babak final kenari Standar A (Besar), Standar B (Kalitan), Standar C (Campuran), dan Standar Ring Papburi. Di standar A misalnya, dari 10 10 finalis delapan diantaranya diisi jagoan asal Klaten.

Klaten saat ini memang disebut-sebut sebagai ibu kota kenari. Bukan hanya karena banyaknya populasi kenari di Klaten, tapi juga banyak di antaranya bermaterikan burung juara papan atas kelas nasional.

Arsi 88

Arsi 88

Totok Pujiarto, ketua Papburi Sragen, pun menyampaikan terimakasih kepada kenarimania asal Klaten yang ikut meramaikan kontes di Sragen. “Tentu harapannyadi Sragen dan sekitarnya bisa ramai seperti di Klaten, Jogja dan sekitarnya. Baik jumlahnya kenarimanianya banyak, kualitasnya juga bagus-bagus. Dengan semakin sering menggelar lomba, semoga kenari semakin menarik.”

Bologantang

Bologantang

Ilusi milik Tari S dari Nareswari Klaten menjadi bintang, dengan memenangi dua kelas yaitu kelas utama Standar A (besar) dan Standar C (campuran). Di kelas standar A, Ilusi berhasil menyisihkan dua nama besar yaitu Kaisar milik Arsi 88 dan Mayasi milik Solusindo, keduanya sama-sama dari Klaten.

Sebelumnya Kaisar sudah moncer merebut juara 1 di latpres bulanan PKM Plembon, Jumat 29 Mei. Kasiar yang turun bersama Kalimaya dan Sonya, hanyalah sebagian koleksi Yorkshire impor milik Arsi 88, ada pula nama Koboy yang merebut juara 1 dan 2 pada even akbar HUT PPK1 Parikesit, 17 Mei yang lalu.

Di kelas Standar C, Ilusi menyisihkan Lumut milik Bege dari Bologantang Klaten, dan Zombie, burung yang berasal dari kandang yang sama, Nareswari Klaten. DI kelas standar B atau kalitan, dicuri oleh jagoan milik Nur Iman dari Grogol Sukoharjo (data tanpa nama burung, diikuti Jamper Merah milik Nareswari dan diurutan ketiga tanpa nama burung, milk Budi Odhy dari Papburi Madiun.

Nareswari

Nareswari

Yanur selaku ketua pelaksana mohona maaf dengan kekurangan yang masih ada. “Harap maklum kami masih harus belajar banyak, sebagian data memang baru terisi nama pemiliknya saja. Ke depan kita akan perbaiki semua.” (tobil-jtyk-kadir)