Pembeli Sedang Memilih Ranting Kayu Asem Milik Ibrahim (Foto: Ahmadi/MediaBnR.Com)

Pembeli Sedang Memilih Ranting Kayu Asem Milik Ibrahim (Foto: Ahmadi/MediaBnR.Com)

Bogor (MediaBnR.Com) – Bukan basi-basi lagi kehadiran BnR selalu ditunggu kicaumania nusantara. Tidak hanya kicaumania yang mendapatkan keuntungkan, namun sektor usaha ekonomi kreatif seperti pedagang aksesoris, makanan dan minuman terus kebanjiran order selama dunia perburungan terus berjaya.

“Yang aku lakukan hanyalah keinginan kuat dan tulus untuk memajukan dunia perburungan Indonesia. Sehingga masyarakat yang bergerak di sektor ekonomi kreatif di sekitar dunia hobi burung berkicau bisa ikut mengalami perubahan kehidupan,” kata Bang Boy selaku Pendiri Yayasan BnR.

Buktinya, Ibrahim (65) pedagang ranting kayu asem untuk tangkringan burung berkicau bisa menikmati indahnya dunia perburungan yang terus dikampanyekan BnR. Kini dia sudah bisa  mendapatkan omzet sekitar Rp 10 juta perbulan.

Memang pedagang tangkringan burung sering dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Namun, berkat tangan dingin Bang Boy menjaga marwah burung berkicau tetap berjaya di Indonesia. Ekonomi kreatif terus bermunculan di dunia perburungan Indonesia.

“Saya terus berjuang dengan sabar memasarkan tangkringan kicaumania. Enam belas tahun lalu yang beli hanya sedikit. Berkat BnR yang menjaga kicauan burung di Indonesia. Tangkringan saya laris diburu kicumania,” katanya di Bogor, Jawa Barat.

Ia mengaku bisa menjual sekitar 2000 tangkringan setiap bulannya. Dengan modal Rp 5 juta perbulan bisa mendapatkan Rp 10 juta perbulan. Bahkan bisa lebih jika permintaan meningkat.

“Saya setiap hari  memasarkan 500 batang tangkringan ke kios burung berkicau. Namun,hari minggu bisa menjual 600 batang tangkringan di lapangan pertandingan nasional atau BnR di Jabodetabek. Selain jual tangkringan, Ibrahim juga menjual belalang hijau untuk penggemar burung berkicau.

Joko mengakui bahwa sudah lama jadi pelanggan tangkringan Ibrahim. Karena tangkringan miliknya sangat diminati penghobi burung berkicau. “Kalau bertemu dia dilapangan lomba, saya borong tangkringannya. Karena sulit menemukan barang yang bagus,” ujar Joko penggemar burung berkicau.

Ia mengaku memborong tangkringan Ibrahim bukan untuk dipakai sendiri. Namun untuk dijual kembali kepada masyarakat di kioas burung berkicaunya.

Ibrahim mengatakan selama BnR dan kicaumania bersatu melestarikan burung berkicau selama itu pula tangkringan terus diburu kicaumania.

“Saya jual tangkringan Rp 10 ribu perbatang diarena lomba nasional maupun BnR. Tapi untuk penjual kios burung, saya jual lebih murah,” katanya.

Dari hasil jualan tangkringan selama enam belas tahun, Ibrahim mengakui bukan hanya bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga tetapi sudah memilik tabungan berupa tanah empang, empat sepeda motor, kambing dan burung.

“Itu semua hasil dari jualan tangkringan. Saya cinta burung berkicau dan kicaumania. Terima kasih semua EO burung berkicau dan BnR ,” katanya yang telah berkeliling Pulau Jawa dan  Sumatra bersama tangkringan.

Ia menyatakan selama masih ada burung berkicau.Selama itu juga berjualan tangkringan dan belalang. Sudah satu hobi satu hati dengan tangkringan burung berkicau jaya terus kicaumania. (Ahmadi)