mengkhususkan diri pada jenis Lutino, bahkan berani menyebutkan siap menampung berapa pun jumlahnya, bila ada. Masalahnya, tidak gampang untuk mendapatkan Lutino mata merah. Jangankan kita mau menyeleksi yang bagus-bagus, yang super, yang garis lehernya jelas dan tegas warna merahnya. Yang ASAL Lutino mata merah saja sangat terbatas jumlahnya.

Hal ini yang membuat harga Lutino mata merah terus menanjak. Di Solo Raya, seperti kota Solo, Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, dan terutama Klaten, yang menjadi pusatnya para peternak lovebird, harga Lutino mata merah yang sudah bisa makan sendiri ditawarkan sudah di atas 3 juta per ekor.

Bila barangnya bagus, antara lain dengan ciri-ciri warna bulu cerah bersih serta merah merona di bagian kepala hingga leher  dengan garis yang tegas, harganya menjadi lebih mahal lagi. Kadang ditawarkan dengan harga yang sangat mahal, bisa mencapai 5 jutaan per ekor. Meskipun sudah sangat mahal, tetap saja laku dan banyak yang mencari!

Di seputaran Solo Raya, ada peternak lovebird yang namanya sangat kesohor karena hampir semua materinya terdiri dari Lutino kualitas nomor wahid. Breeder yang terletak sekitar 500 meter arah barat dari perempatan Klewer, 1 kilo meter arah Jogja dari markas Kopassus, juga terkenal sangat pelit mengeluarkan burung-burungnya. Tak sembarangan orang bisa memperoleh anakan dari sini.

MASIH KUMPULKAN YANG TERBAIK

Sulitnya mendapatkan anakan hasil ternakan dari Aksi BF, nama breeder tersebut, bukannya tanpa alasan. Pak Cipto, bos dari Aksi BF, bersama dua saudaranya pak Dede dan pak Yudi, memang tergolong unik.

“Sampai sekarang bahkan masih terus membeli dan mengumpulkan, kalau ada burung lutino yang memang benar-benar istimewa. Kalau sudah suka, soal harga biasanya juga tidak masalah bagi pak Cip,” terang Iwan Wahyu atau ada yang suka memanggil Wawan Gendut, yang selama ini sering dipercaya menjadi juru kir.

Bilamana ada burung yang ditawarkan ke sini, biasanya Wawan, Ari, dan kawan-kawan yang diminta bantuannya untuk menilai, apakah burung tersebut memang bagus dan layak. Termasuk untuk mengecek kesehatan, jenis kelamin, dan umur.

Demikian pula untuk hasil anakan sendiri, Wawan diminta untuk menyeleksi yang bagus-bagus untuk disimpan sendiri dan disiapkan untuk indukan lagi. “Jangan salah, yang tak kepakai di kandang sini, kalau dibandingkan dengan burung dari luar secara umum, ya tetap lebih bagus.”

KEMBANGKAN LUTINO LILIANA YANG SEDANG TREND

Saat ini, jenis Lutino mata merah yang lagi ngetrend di Solo Raya, sehingga harganya pun melambung tinggi, adalah jenis Liliana. Jenis ini, menunjuk pada bola matanya. Bila Lutino mata merah pada umumnya hanya ada satu macam warna, yaitu merah, pada Liliana ada beberapa lapis warna di balik warna merahnya.

Di tengah-tengah ada bulatan keputihan, diikuti beberapa cincin keputihan lagi di luarnya. Mata juga tampak bersih dan bersinar. “Meskipun jenisnya Liliana, harga tetap ditentukan pada warna bagian kepala dan lehernya, ngalung apa tidak. Jika kedua syarat ini terpenuhi, maka jenis liliana yang demikian akan dihargai tinggi,” jelas Pak Cip .

Wawan, salah satu kirmaster di Aksi BF, menuturkan bahwa sepasang indukan Liliana beserta 3 anakannya, ada yang dijebol seharga 90an juta rupiah. “Memang tidak gampang menjual burung jenis Liliana. Setahu saya jenis burung ini biasa ditransaksikan antar bos langsung, sehingga harga pasarannya susah diraba. Kalau sudah antar bos, biasanya kan juga ada faktor gengsi dan eksistensi. Tapi kualitas burung memang harus benar-benar oke, tak boleh sembarangan,” jelasnya.

LUTINO JUGA BISA DIPOLIGAMI

Model breeding yang dilakukan oleh Pak Cip bersaudara menerapkan hampir semua cara. Ada sistem kandang ombyokan seperti yang lain-lain, dalam satu kandang besar diisi dengan banyak pasang burung. Ada yang dengan kandang kecil atau kandang batery, satu kandang diisi satu pasang burung. Terakhir, pak Cip juga mengisi satu kandang besar dengan 4 betina dan 2 pejantan, bisa kita sebut sebagai model poligami!

Yang terakhir ini, ternyata juga sudah terbukti berhasil. Ke empat betinanya sudah bertelur dan menetas. Cara ini bisa mengatasi terbatasnya pejantan saat ini. “Bukan hanya di jenis Lutino, hampir semua jenis lovebird, baik yang basik warna maupun yang basik suara, mencari pejantan, apalagi yang bagus, lebih sulit dari pada mencari betina,” terang Ari, kepercayaan Pak Cip yang lain.

ORBITKAN LUTINO DI LAPANGAN

Jangan salah, selain mengembangkan lutino Liliana, Aksi BF juga mengembangkan lutino dengan basik suara. Salah satu anakan Aksi BF yang berhasil mendongkrak nama Mr. Yudi-Sucipto, nama yang yang selalu dipakai Aksi BF di berbagai gelaran lomba, adalah Golden Wish. Prestasi yang ditorehkan lovebird jenis lutino ini memang luar biasa. Warna cerah dan gaya tarung yang mencolok membuat anakan Aksi BF ini istimewa.

[kadir.jtyk]