Kicau mania Yogya dan event organizer (EO) penyelenggara lomba dan latber di Yogyakarta, bangkit kembali paska PPKM Pandemi Covid 19. Semangat kebangkitan untuk menjaga harmonisasi para kicau mania, EO dan penyelenggara even kicau mania. Di Yogya, jumlah EO penyelenggara even burung sudah lebih dari 40 EO. Puluhan EO secara rutin mengisi kegiatan lomba dan latber dari hari Senin hingga Minggu.

Maraknya lomba dan latber menjadikan rentan benturan jadwal, yang berdampak animo kicau mania terpecah, sehingga jumlah peserta menurun drastis di setiap gelaran. Dirasa menjadi masalah serius, beberapa kicau mania di Yogya berinisiatif mengadapakan penjaringan aspirasi dan paparan narasumber yang netral. Silaturahmi kicau mania Yogya yang dihadiri puluhan peserta, diadakan pada Rabu 21 Desember 2023, di Rumah Makan Pring Sewu, Sleman.

Dalam acara silaturahim, dihadirkan 3 narasumber untuk menyampaikan gagasan untuk memancing diskusi. Sebagai awalan, paparan dari Harda Kiswaya, pejabat Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman

“Mari galang kebersamaan kicau mania untuk mendukung konservasi, sehingga semangat ini perlu didukung untuk menjaga keseimbangan alam. Jadi bukan sekedar hobi burung berkicau tapi mendukung upaya pelestarian burung berkicau. Upaya konservasi harus terus dipertahankan,” ujar Harda.

Paparan kedua dari narasumber Ipan Pranashakti yang pernah menjadi Ketua PBOJ (Pasar Burung Online Jogja Jateng) menangani anggota kurang lebih 100.000 seluruh Indonesia mulai 2010.
“Perlu adanya sistem informasi yang terbuka untuk menjembati informasi para EO, dengan pengembangan media online, agar jadwal lomba, latihan bersama dan latihan prestasi burung kicau, terpantau 1 tahun ke depan. Siapapun dimanapun bisa memantau jadwal legiatan kicau mania, sehingga ketika terjadi benturan jadwal bisa disepakati bersama melalui forum. Selain itu media online juga menjadi wajah kegiatan bagi EO yang terdaftar di FSKMY, boleh melakukan promosi, sebar brosur, liputan kegiatan dan publikasi daftar juara. Jangan sampai ada fitnah, konflik hanya karena miskomunikasi. sehingga perlunya ada media informasi bersama,” kata Ipan, yang pernah terlibat dalam penyelenggaraan lomba dan menjadi penasehat di beberapa komunitas kicau mania di Yogyakarta.

Paparan pungkasan, dari Widhie Arie Sulistyo, pengacara sekaligus penyelenggaraan kontes burung di Yogyakarta
“Perlunya EO memperhatikan aspek hukum, misal perizinan, dan aturan penyelenggaraan lomba. Jangan sampai kegiatan kicau mania, justru menjadi awal masalah dan berdampak pelanggaran hukum. Baik panitia dan peserta,” katanya.

Setelah paparan narasumber, diteruskan dengan diskusi penjaringan aspirasi dan pembentukan Forum Silaturahim Kicau Mania Yogya ditandai dengan pemilihan ketua dan wakil ketua. Hasil musyawarah, terpilih Lilik Nuryahya, sebagai Ketua dan Bayu sebagai wakil ketua FSKMY.
“Saya berpegang pada komitmen untuk memajukan kicau mania Yogya agar persaudaraan dan guyub rukun sesama EO tercapai. Mengingat mulai dari hari Senin hingga Minggu kegiatan lomba dan latihan bersama kontes burung mulai padat dan perlu ditata kembali berdasar kesepakatan bersama sesama EO. Dengan menjunjung rasa persaudaraan semoga penyelenggaran kegiatan menjadi lebih kondusif dan berujung pada perbaikan ekonomi para penyeleggara lomba dan latihan bersama kicau mania, ” ujar Lilik penuh semangat. (IPK)

Panitia, narasumber dan peserta Forum Silaturahim Kicaiu Mania Yogya (foto:istimewa)