Seiring maraknya bermunculan komunitas reptil di berbagai daerah, banyak orang yang memiliki ular sebagai hewan peliharaan masyarakat urban dewasa ini. Tetapi tampaknya tak banyak orang yang memelihara ular untuk diternakkan (breeding), terlebih lagi bagi seorang perempuan. Adalah Aulia Rachma—sang breeder ular khusus Corn Snake dan Boa. Hobi uniknya itu ia lakoni sejak beberapa tahun silam. Lalu, seperti apakah perempuan lajang ini memulai usaha peternakkan ularnya itu?

(Foto: Dok. Pribadi)

(Foto: Dok. Pribadi)

Ketertarikan Aulia Rachma terhadap dua jenis ular diantara ular-ular lainnya yakni berawal dari hobinya memelihara ular tersebut. Warna-warna Corn Snake yang sangat beragam dan penanganannya yang mudah serta karakternya yang jinak, membuatnya tertarik dengan jenis ular ini. Selain Corn Snake ia juga tertarik dengan jenis Boa dikarenakan ular jenis ini terbilang unik, jenis ini tidak bertelur seperti layaknya ular lainnya, melainkan dia bereproduksi dengan cara ovovivipar (berkembang biak dengan cara mengeluarkan telur dari tubuhnya. Namun telur yang dikeluarkan sudah tumbuh menjadi embrio).

Ular-ular indukan Boa dan Corn Snake yang saat ini Aulia miliki, dulu ia membelinya dari teman-teman komunitas reptil, “Kebanyakan saya beli dari kecil dan saya pelihara sampai cukup umur untuk diternakkan,” kata wanita kelahiran Jakarta 1985 ini.

Kecintaan Aulia terhadap reptil ia akui awalnya bukan terhadap ular, melainkan kodok. Kurang lebih delapan tahun yang lalu ia mulai memelihara bermacam-macam kodok. Namun karena saat itu ia masih kuliah di Universitas Indonesia, dan cukup disibukkan dengan kegiatan akademisnya, ia kemudian beralih memelihara ular karena penanganannya yang relatif lebih mudah. Setelah mencoba memelihara berbagai jenis ular, akhirnya ia pun ‘jatuh cinta’ dengan jenis Corn Snake.

“Warna-warna Corn Snake yang bermacam-macam membuat saya terus menambah koleksi Corn Snake di rumah. Kebanyakan saya membeli dari ukuran kecil atau baby. Setelah beberapa tahun memelihara Corn Snake, beberapa ekor koleksi saya mencapai umur dan ukuran untuk berkembang biak. Akhirnya saya memutuskan untuk memulai project breeding Corn Snake,” papar wanita lulusan Sastra Jawa Universitas Indonesia tahun 2007 ini.6lia3

Selain Corn Snake ia juga ‘jatuh cinta’ terhadap jenis Boa. Sama seperti halnya dengan Corn Snake, kebanyakan indukan yang ia miliki dibeli dari ukuran kecil. Setelah mencapai umur dan ukuran yang cukup, ia pun memulai project breeding Boa di rumahnya di bilangan Cireunde Permai, Jakarta Selatan.

Awalnya, tujuan Aulia Rachma menternakkan ular-ular tersebut dikarenakan umur dan ukuran yang sudah siap untuk bereproduksi. “Apabila tidak dikawinkan dikhawatirkan akan timbul gangguan kesehatan kepada ular-ular tersebut, karena saat birahi biasanya ular akan tidak nafsu makan. Apabila hal ini berlangsung lama maka dikhawatirkan akan membahayakan kesehatan ular tersebut,” ungkapnya.

Setelah memulai project breeding dan akhirnya berhasil, maka koleksi ular-ular di rumahnya pun semakin bertambah. Dari sanalah akhirnya ia memutuskan untuk mencoba menjual beberapa ekor hasil breeding-nya tersebut melalui website dan sosial media. “Saat ini saya hanya memasarkan ular-ular saya melalui website www.ulology.weebly.com dan sosial media serta forum jual beli reptil www.reptilx.com,” katanya.

Dalam usahanya ini ia akui selalu berusaha untuk memberikan perawatan yang terbaik kepada seluruh ular-ularnya. “Karena berawal dari hobi maka saya sangat mencintai apa yang saya kerjakan saat ini, oleh karena itu saya selalu berusaha memberikan yang maksimal untuk kebutuhan mereka. Dengan pola pikir yang saya terapkan itu saya harapkan dapat menghasilkan hasil ternakan yang sehat dan berkualitas,” paparnya. Karena itulah ia merasa tidak bisa mengatakan keunggulan usaha breeding ular miliknya tersebut, melainkan hanya para pelanggannya yang bisa menilainya.6foto2

Dengan bertambah banyak ular-ular hasil ternakkan Aulia itu, bertambah pula kesibukannya. Terlebih lagi ia juga me-maintenance permintaan pasar dari para komunitas reptil maupun umum seperti anak-anak SMU dan mahasiswa melalui websitenya. Untuk itulah ia akui kini ia hanya bekerja freelance di sebuah perusahaan Tambang Batu Bara, dan sebagian besar waktunya fokus untuk mengurus ular-ular milikinya.

Menjaga Kesehatan Ular

Meski seorang perempuan yang notabenanya tak lazim untuk hobi uniknya itu, ia akui tidak ada kesulitan yang berarti selama ia memelihara dan menternakkan ular-ular tersebut. “Karena berawal dari hobi maka saya menjalaninya dengan senang hati,” tukasnya. Namun begitu, bukan tanpa kendala sama sekali, biasanya yang dihadapi adalah suhu udara di Jakarta yang tidak menentu, terkadang terlalu sering hujan yang mengakibatkan suhu udara turun dapat berpengaruh terhadap kesehatan ular. Namun dengan menjaga ular-ular di ruangan yang tertutup dengan ventilasi yang baik ia katakan bisa mencegah hal tersebut.

Ternyata ular-ular juga bisa terserang flu. Ya biasanya dengan suhu udara yang tidak stabil ketika musim hujan, menurut Aulia dapat menyebabkan ular pilek atau mengalami gangguan pernafasan. Hal ini dapat dicegah dengan meletakan kandang ular di ruangan yang suhunya paling stabil di rumah dan ventilasi yang baik. Namun apabila sudah menunjukkan gejala-gelaja flu maka ular tersebut dapat dijemur secara teratur kira-kira 10 menit setiap harinya. “Pemberian vitamin dan probiotik khusus reptil seperti Reptile Boost juga dapat mencegah ular terkena penyakit,” katanya.1DSC00301_mini

Begitu juga dengan jadwal makan ular. Biasanya untuk calon indukan yang akan diternakkan selalu diperhatikan jadwal makannya. Jadwal makan yang teratur dan tidak berlebihan menurutnya akan menghasilkan calon indukan yang sehat. Kebersihan juga harus selalu terjaga untuk mencegah bakteri dan kuman yang menyebabkan penyakit. “Dengan indukkan yang sehat makan proses bertelur dan melahirkan diharapkan dapat berlangsung dengan lancar dan menghasilkan telur-telur dan anakan yang sehat pula,” jelasnya.

Proses Breeding

Untuk jenis Corn Snake, menurut Aulia bisa dikawinkan ketika umur sudah mencapai tiga tahun. Apabila kondisi indukan sehat dengan ukuran tubuh yang sesuai (tidak terlalu kurus dan tidak obesitas), maka proses penggabungan jantan dan betina pun dapat dilakukan. “Biasanya apabila jantan dan betina sudah birahi, proses kawin berlangsung dengan cepat, kira-kira 10 menit setelah digabung kita dapat melihat ular tersebut kawin,” katanya. Namun setiap ular menurutnya berbeda-beda dan tidak setiap saat proses yang cepat itu dapat berlangsung. “Sebaiknya jantan dan betina tetap digabung sampai jadwal makan berikutnya tiba.”

Begitu juga dengan jenis Boa, menurutnya dapat dikawinkan sebaiknya ketika berumur 2,5 tahun ke atas untuk jantan, dan tiga tahun ke atas untuk betina. “Sama seperti dengan Corn Snake, ukuran tubuh yang sesuai juga harus diperhatikan. Proses kawin Boa tidak berlangsung secepat Corn Snake, maka biasanya jantan dan betina dapat digabungkan selama beberapa minggu terutama apabila jantan dan betina tersebut sudah birahi. Birahi biasanya ditandai dengan ular tersebut menolak makan (ketika umur sudah cukup),” jelasnya.

Proses Bunting dan Melahirkan

Setelah proses kawin berlangsung menurut Aulia, tidak menjamin ular tersebut pasti akan bunting. Ular betina yang bunting biasanya ditandai dengan ukuran tubuh sekitar perut yang membesar meskipun menolak untuk makan. Waktu bertelur untuk Corn Snake kurang lebih 14 hari setelah prenatal shed (ganti kulit sebelum bertelur). “Waktu dari Corn Snake betina kawin hingga prenatal shed kurang lebih empat minggu ke atas. Namun hal ini tidak bisa dijadikan patokan secara pasti tergantung kondisi dari tiap ular tersebut. Telur Corn Snake yang sudah keluar dapat dipindahkan ke inkubator, kurang lebih akan menetas setelah 54 hari ke atas. Corn Snake dapat bertelur dengan jumlah kira-kira 10 – 30 butir,” urainya.

Sementara untuk jenis Boa menurutnya mengandung dengan perkiraan waktu 4-6 bulan. Jenis ini berbeda, karena melahirkan tidak bertelur, maka tidak dibutuhkan inkubator untuk penetasan. “Boa dapat melahirkan dengan jumlah kira-kira 15 ekor ke atas. Semakin dewasa umur boa biasanya jumlah yg dilahirkan pun semakin bertambah,” tukasnya.

Usia Ular Siap Dipasarkan

Menurut Aulia, usia anakan ular yang sudah dapat dijual untuk bisa dipelihara orang lain menurutnya tergantung masing- masing breeder. Untuk Corn Snake biasanya ia menjual ukuran 6 bulan ke atas. “Keputusan tersebut biasanya dipertimbangkan karena ukuran Corn Snake yang tidak begitu besar, maka lebih baik menunggu sampai umur 6 bulan ke atas,” katanya. Sementara untuk jenis Boa biasanya menunggu sampai ganti kulit pertama dan beberapa kali tes makan. “Ukuran Boa yang lebih besar dari Corn Snake memungkinkan untuk jenis ini saya jual dengan umur satu bulan ke atas,” selorohnya.5lia4

Bisnis yang Menjanjikan

Untuk harga anakan ia menjualnya dengan harga mulai dari Rp 1 juta ke atas. Sementara untuk harga indukan menurutnya tidak dapat dipastikan secara pasti, karena tergantung dari jenis, warna, morph dan kualitas indukan tersebut, yang pasti harganya berkali-kali lipat dari anakan. Wah, cukup menjanjikan bukan? Jika ia menjual anakan saja Rp 1 juta per ekor, Anda bisa bayangkan jika satu indukan saja menetaskan telurnya 15 hingga 30 ekor. Dan Aulia kini memiliki cukup banyak indukan yang siap bereproduksi.

Untuk Anda yang ingin mulai belajar breeding ular ini, berikut tips dari Aulia yang bisa diperhatikan. Sebelum mulai project breeding, menurutnya, kita harus siap dengan segala hasil yang didapat. Jika project breeding tidak berhasil maka kita tidak boleh kecewa dan menyerah tetapi terus belajar dan sabar menunggu hingga dapat melakukan project breeding berikutnya. Namun ketika project breeding berhasil dan menghasilkan anakan-anakan yang jumlahnya lumayan banyak, maka kita harus siap dengan tempat, waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk mengurus anakan-anak tersebut. (Taufik/Alfan)