Wirausaha

Budidaya dengan sistem toples

Budidaya dengan sistem toples

Mas Bond pemilik Krotobond

Mas Bond pemilik Krotobond

Bogor (29/3/2015) – Seiring waktu berjalan dunia perburungan di Indonesia ini  tumbuh dengan begitu pesatnya. Dan sudah pasti para kicaumania selalu memperhatikan rawatan demi burung jagoannya. Akan tetapi kondisi yang terjadi saat ini justru para kicaumania sangat sulit untuk mendapatkan pakan yang berkualitas. Salah satunya pakan yang paling diburu oleh para kicaumania adalah kroto. Jenis pakan burung yang satu ini sangat sulit dicari. Dan ini menjadi salah satu alasan dari Mas Bond selaku owner atau pemilik dari Krotobond untuk mengembang biakkan atau membudi dayakan semut rang-rang atau lebih tepatnya kita sebut kroto.

Dari tahun 2010 Mas Bond melakukan riset selama 3 tahun untuk budidaya kroto tersebut. Hingga akhirnya pada tahun ke 4 resmi didirikannya budidaya kroto dengan nama Krotobond. Mengembang biakkan kroto tidak mudah karena banyak hal yang harus di perhatikan baik itu dari faKtor sekuritas, pakan dan juga lingkungan atau sirkulasi udaranya. Dalam 1 hari saja hasil panen kroto yang didapat  minimal sebanyak 10 kilo dan target untuk 1 bulan mencapai 300 kilo. Harga di pasaran untuk 1 kilo saja bisa mencapai 400 ribu rupiah dan ini harga yang sangat fantastis. Untuk di wilayah bogor saja kebutuhan akan kroto bisa mencapai 10 ton. Budidaya kroto yang dilakukan oleh Krotobond ada 2 sistem diantaranya adalah budidaya system toples dan budidaya system besek. Yang membedakan toples dan besek adalah pada proses pembuatan sarangnya atau dengan kata lain labirin. Budidaya dengan toples kita bisa melihat banyaknya kroto yang di hasilkan sementara pada besek hanya bisa di ukur dari beratnya besek tersebut.

pada saat pelatihan dasar

pada saat pelatihan dasar

Suasana saat pelatihan

Suasana saat pelatihan

 

 

 

 

 

 

 

 

Proses labirin pada toples selama 1 hingga 2 minggu sedangkan pada besek hanya sekitar 3 hari saja. Begitu juga pencahayaan sangat berpengaruh. Untuk budidaya menggunakan toples ruangan harus gelap gulita sementara besek tidak perlu dengan ruangan yang gelap. Krotobond membuka kesempatan bagi siapa pun itu yang akan ikut serta dalam bisnis pengembangan kroto dan terbukti Krotobond sudah mempunyai cabang-cabang di luar kota Bogor diantaranya adalah Cijantung, Tambun, Purwokerto, Madiun, Bali, Jambi hingga ke Kalimantan. Bisa anda bayangkan budidaya ini bisa jadi bisnis yang sangat menggiurkan. Hanya dengan membeli buku panduan saja dan mengikuti pelatihan dasar selama 3 jam kita bisa mengembangkan usaha kroto ini. Krotobond tidak begitu saja lepas tangan karena setelah mengikuti pelatihan akan dipantau terus