Nguyen Cong Thoung (kiri) Kicaumania Dari Vietnam & Budi Breeder Murai Batu Dari Bandung

Nguyen Cong Thoung (kiri) Kicaumania Dari Vietnam & Budi Breeder Murai Batu Dari Bandung

Nguyen Cong Thoung, kicau mania juga breeder dari Ho Chi Minh City, Vietnam, cukup menarik menceritakan sisi budaya dan dunia hobi burung di negaranya. Pada pembicaraan kontes burung di Vietnam, secara kebetulan terdapat kemiripan persepsi penilaian mulaidari durasi berkicau, fisik, suara dan gaya. Standar penilaian yang cukup berbeda, menyajikan prespektif lain dalam seni lomba burung.

Lomba burung di Vietnam hanya berlangsung satu bulan sekali. Lebih dari sekedar ekshibisi, tetapipostur tubuh terutama nilai eksotis menjadi poin tertingginya. Di Vietnam hanya mempertandingkan tiga jenis burung: Murai Batu, Hwa Mei dan Kacer. Penilaian di kelas Murai Batu terjadi pada tiga babak alias memakai sistem penyisihan, dengan menggunakan empat juri yang bertugas, dengan rentang masa rehat sebelum memasuki babak berikutnya antara 10-15 menit.

Babak 1, lebih pada penilaian bersuara tetapi lebih menekankan pada durasi bunyi (isian tak dihitung nilai). Burung wajib bunyi di tangkringan. Untuk burung yang bunyi ngeruji dan fisik tak sempurna diskualifikasi. Lama penilaian 15 menit, tetapi jikalau lawan berimbang, penilaian ditambah 5-7 menit. Biasanya saat lomba berlangsung diikuti antara 30-40 ekor burung. Kemudian diambil 10 terbaik untuk bisa masuk pada babak ke dua.

Babak 2, penilaian lebih ditekankan pada gaya, postur dan fisik. Penilaian dari caranya berdiri dan bernyanyi. Kemudian keseimbangan postur mulai dari kepala sampai ekor menjadi poin pentingnya (disini seperti lomba kecantikan). Catatan untuk burung yang mempunyai karakteristik antik seperti Blorok atau Albino, mempunyai nilai plus dalam hal penilaian terutama penjualan. Penilaian berlangsung 15 menit, yang akan diambil 4 terbaik menuju babak tiga atau final.

Babak 3, penilaian memilih sang pemenang dari empat terbaik, meliputi aspek kriteria pada babak 1 & 2. Untuk sang pemenang biasanya di bandrol berkisar antara 150 jeti. Tetapi untuk burung Murai Batu Albino yang jadi juara, bisa mencapai kisaran harga 500 jeti.(Ricky)