Ikrom Fauzi Riswan asal Lumajang Jawa Timur kini sukses menajdi wartawan BnR di Jabodetabek. Foto - Prayogi Waluyo

Ikrom Fauzi Riswan asal Lumajang Jawa Timur kini sukses menajdi wartawan BnR di Jabodetabek. Foto – Prayogi Waluyo

Ikrom sapaan akrab Ikrom Fauzi Riswan kini telah menjadi wartawan sukses di BnR. Ia cukup popular di kalangan kicaumania Jabodetabek bahkan sebagian wilayah Sumatera, diantaranya Lampung dan Bangka Belitung.  Semangat kerja yang cukup tinggi untuk meniti karir membuatnya mampu mandiri hidup di Jakarta.  Sementara profesi jurnalis bukan impiannya.

Fakta kesuksesan perjalanan karir Ikrom selama 4 tahun mengabdi bekerja di BnR nampaknya menggelitik perasaan bangga Bang Boy, Pendiri Yayasan BnR.  Kesuksesan Ikrom merupakan di antara kado istimewa bagi Bang Boy disaat memeriahkan 5 tahun kiprah BnR di perburungan bersama kicaumania.

Menurut Bang Boy, Yayasan BnR didirikan sebagai wadah milik semua.  Baik para karyawan BnR maupun semua kicaumania. Bang Boy selalu mendidik karyawanya untuk menjadi seorang pejuang dan mampu bertahan. “ Kalau darah kalian sudah darah BnR kalian pasti akan siap mengarungi kehidupan ini,” ujar Bang Boy.

Salah satu  contoh riil yang dikatakan Bang Boy adalah Ikrom. Kali pertama Ikrom menginjakan kakinya ke Jakarta dan bekerja di BnR sebagai Office Boy (OB). Dengan bimbingan keras dari Bang Boy, akhirnya Ikrom menjadi wartawan sukses di BnR.  “ Saya dari Lumajang, Jawa Timur datang ke Jakarta  ingin kuliah supaya menjadi pengusaha sukses. Akhirnya saya mengambil jurusan ekonomi,” tutur Ikrom kelahiran 1988.

Karena butuh biaya kuliah, akhirnya Ikrom memutuskan pilihan untuk bekerja sambari kuliah. “ Saya mengajukan lamaran pekerjaan ke Yayasan BnR setelah membaca lowongan pekerjaan di Koran harian Pos Kota.  Saat itu Yayasan BnR hanya membutuhkan OB. Ternyata yang dibutuhkan hanya 2 OB. Sementara yang melamar cukup banyak dan saya bersyukur bisa diterima,” kenang Ikrom

Setelah 3 bulan bekerja di BnR yang ternyata bergerak di dunia perburungan, Ikrom pun bersyukur lulus tes di salah satu perguruan tinggi di Jakarta Pusat. “ Lha dari sinilah saya mulai bingung mengatur antara jadwal kerja dan kuliah. Saya memberanikan diri menghadap Bapak (Bang Boy) tidak masuk kerja, karena saya harus mengutamakan kuliah,” kata Ikrom.

Namun, lanjut Ikrom, diluar dugaannya, ternyata Bang Boy mendukung Ikrom untuk tetap kuliah tanpa harus berhenti bekerja. “ Kalau memang benar kamu kuliah, tidak ada masalah. Tapi ingat!..Aku memberikan kebijaksanaan,  awas kalau kamu tidak jadi sarjana,” kata Ikrom menirukan yang disampaikan Bang Boy pada dirinya kala itu.

Seiring perjalanan waktu, kebijakan yang diberikan Bang Boy kepada Ikrom membuat dirinya merasa dilema. Ikrom pun berniat mengundurkan diri dan ingin membuka usaha catering untuk biaya kuliah. “ Namun Bapak malah marah besar ketika saya menyampaikan niat tersebut. Malah bapak mengatakan  berapa modalmu!..Bagaimana kamu membagi waktu ini nanti. Kuliah malah bisa berantakan dan usahamu jebol.Sekarang coba kamu belajar menulis membantu di tabloid BnR,” kata Ikrom.

Sementara tawaran Bang Boy menjadi pertimbangan sangat dalam bagi Ikrom yang tidak punya pengalaman sebagai wartawan. “Tapi memang Allah memberikan jalan kepada saya. Seperti pesan Bapak yang ada didepan mata dan kelihatan tidak mungkin kamu tidak bisa!.Saya mulai belajar dengan keras dan Bapak membimbing saya dalam hal menulis sampai berbicara kepada kicaumania,” jelas Ikrom.

Setiap hari Ikrom berjuang belajar menulis. Dan seiring waktu ia bertambah mahir. Sedikit demi sedikit uang ditabung buat biaya kuliah juga membeli motor. Dan Ikrom pun mulai kredit mobil yang diangsur dari honor hasil tulisan. Kalau tidak ada halangan 9 bulan lagi mobil tersebut lunas.

Ikrom pun bersyukur berkat bimibingan Bang Boy dapat mengarungi kehidupan di Jakarta Makanya ia sangat khawatir saat Bang Boy sakit hingga opname.  Semangat Bang Boy selalu dikutin sampai sekarang termasuk perhatiannya terhadap sesamanya.

Kini Bang Boy memberi target ke Ikrom jika  dalam 2 tahun lagi belum jadi sarjana maka harus keluar dari BnR. Di kamar Ikrom pun merenungkan kata kata Bang Boy. “ Aku harus bisa !.Terima kasih Bapak (Bang Boy) yang telah mendidik dan mengajari saya untuk bisa hidup dan bertahan di Kota Jakarta,” kata Ikrom yang ingin jadi pengusaha sukses makanya tidak malu bercerita bahwa dirinya dulu seorang OB.

Para Kicaumania perjalanan hidup seseorang yang bisa merubah adalah orang itu sendiri. Sebenarnya banyak hal seperti Ikrom terjadi di lingkungan BnR. Seperti seorang perawat burung yang sukses di BnR dari tidak tahu sama sekali tentang burung.

BnR milik semua dan tidak ada perbedaan di kalangan BnR. 5 tahun BnR berkiprah semoga BnR tambah solid dan Bang Boy selalu diberikan kesehatan. Ini sedikit cerita tentang BnR yang didikan BnR Satoe  yang bisa dijadkan contoh buat kita bersama.(prayogi waluyo)