“Anakan Muray batu Ternakan Agus Wahyu diburu Kicaumania”

Agus Wahyu saat dipenangkarannya

MediaBnR – Kiprah Agus Wahyu, salah satu pengurus BnR Cabang Garut, bidang penangkaran sudah tidak disangsikan lagi. Bertahun-tahun ia menggeluti dunia breeding muray batu. Ia memiliki skill dan kemampuan mengolah indukan hingga melahirkan anakan yang memiliki talenta lomba. Hampir semua kicaumania Garut sudah merasakan dan menikmati hasil ternakan Agus Wahyu yang diber ring Q8 AW BG Garut.

kurang lebihsatu bulan anakan dioloh indukan

Indukan jawara hasilkan anakan kualitas lomba

Jejak kiprah Agus Wahyu diblantika perburungan kota Garut terutama di muraybatu, memang bukan sepenggal cerita. Dulu ia memiliki potensi skuad murai batu yang mumpuni. Eksistensinya dalam menekuni dunia hobi kicauan, patut diacungi jempol. Ia selalu melahirkan MB-MB jempolan. Dan, sudah tidak terhitung MB jawara terlahir dari tangan dinginnya.

Samurai, Ekspander, Herkules, LG, Killer, Semar Mesem, Asoka, Kuda Jingkrak dan Demang, adalah muraybatu jawara yang kini sudah masuk kandang ternak. Dari indukan tersebut banyak lahir anakan-anakan kualitas lomba. Dan, itu sudah terbukti, banyak kicaumania, terutama kicaumania Garut yang memiliki hasil ternakan Q8 AW.

Jangrik menjadi menu utama pakan ternak muraybatu

Hasil ternakan yang blorok sudah ditawar 25 juta

“Awalnya kami hanya mencoba tiga indukan, namun lambat laun permintaan pasar meningkat. Kini dikandang kami sudah ada kurang lebih 15 pasang indukan, yang hampir semuanya produktif,” jelas Agus Wahyu saat di Sambangi di penangkarannya, di Kota Garut.

Dari 15 Pasang pasang indukan tersebut, sudah terlahir ratusan, bahkan sudah ribuan anakan ring Q8 AW BF. Dalam satu bulan, produktifitas indukan bisa melahirkan 15 anakan. Dan semuanya, cepat laku. Soalnya, hingga kini banyak yang inden anakan Q8 AW BF.

“Untuk saat ini Q8 AW BF selalu menjaga kualitas indukan dari MB jawara. Semua indukan di kandang Q8 AW BF adalah burung-burung berprestasi,” jelas Agus Wahyu.

Hasil ternakan Q8 AW BF yang siap orbit

Puluhan anakan Q8 AW yang sudha di pesan.

Meskipun permintaan pasar, terutama kicaumania sangat banyak, namun Agus Wahyu selalu tetap mempertahankan kualitas hasil tangkarannya. Agus Wahyu tidak tergesa-gesa dalam menambah indukan. “Sebenarnya bisa saja menambah indukan yang biasa-biasa, namun saya tidak ingin mengecewakan pembeli, karenanya, untuk saat ini cukup dengan beberapa indukan yang sudah jelas jalur prestasinya,” jelasnya.

Menurut Agus Wahyu, Q8 AW BF akan menambah indukannya sambil berjalan. kalau sudah menemukan indukan yang pas yang sudah menjadi jawara baru ia akan menambah kandang. “Kami tidak asal pasang indukan. kami tetap mengedepankan kualitas hasil anakan dengan menyilangkan indukan baru yang berprestasi,” katanya.

ANAKAN DILOLOH INDUKAN

Untuk menjaga kualitas anakan bertalenta lomba, dalam membesarkan hasil tangkarannya, ia selalu membiarkan indukan yang melolohnya sendiri. Karena menurut Agus, lolohan sama indukan hasilnya jauh lebih bagus dibanding dengan diloloh sendiri.

kurang lebihsatu bulan anakan dioloh indukan

“Diloloh sama indukan hasilnya akan alami, beda dengan anakan yang diloloh sendiri, karenanya Q8 AW BF selalu membiarkan selama satu bulan Indukan sendiri yang meloloh. Dan terhadap burungnya pun kualitasnya sangat bagus,” ujar lelaki yang juga pengurus BnR Cabang Garut bidang penangkaran ini.

PINGIN PUNYA RING Q8AW BF HARUS INDEN
Banyaknya kicaumania yang menginginkan hasil ternakan Agus Wahyu menyebabkan beberapa kicaumania harus inden dulu, terutama untuk indukan jawara. Trotolan Q8 AW BF dibandrol 3 sampai 7.5 juta.

Muraybatu blorok ini merupakan salah satu hasil ternakan Q8AW BF

“Harga itu tergantung dari indukannya yang mana, soalnya kami sudah memiliki sampel setiap indukannya, jadi tahu mana indukan yang menghasilkan anakan yang bagus,” bebernya.

Bila kicaumania yang menginginkan hasil ternakan Agus Wahyu bisa Call di WA : 0813-2396-9937. “Tiap hari kami stand bye di kandang ternakan. Namun kalau mau datang atau main ke penangkaran, bisa janjian dulu,” pungkas Agus Wahyu. (saemilan/devirianis)