H Wahid Yusuf Palangkaraya (07092021)
Cerita Di Balik Cucak Hijau Ketuyung Kuat Main 9 Kali.
Berangkat lewat Cargo. Prestasi stabil sejak 2015. Yuk intip rawatannya.
-Media BnR- Nama Ketuyung, Cucak Hijau milik H Wahid Yusuf dari Palangkaraya, sedang viral alias jadi buah bibir. Minggu 5 September 2021, jagoan ini diturunkan di Piala Candi Prambanan sebanyak 9 kali. Juara 1 sebanyak 4 kali, Juara 2 tiga kali, rangking 6 sekali dan satu sesi zonk.
Secara umum , 9 kali digantang, perfomanya sangat stabil. Dari pantauan media BnR, saat turun di kelas utama tiket 3,5 juta, aksinyapun sangat memukau. Apalagi, pesertanya bisa dihitung dengan jari, sehingga dipantau dari sisi manapun terlihat sangat jelas.
Tapi, di kelas inilah Ketuyung zonk, alias kebuang. Juara hanya diambil satu saja. Meski mengaku kecewa, kru H Wahid dan kru komplain secara halus, sebatas menanyakan saja. Hasil secara umum dengan rincian Juara 1,1,1,1,2,2,2 dan 6 benar-benar fantastis. Mungkin belum ada jago lain yang bisa menyamainya. Dari komentar-komentar peonton yang bisa disebut netral, di luar kru atau pendukung langsung Ketuyung, memang semestinya bisa memetiknya setidaknya 5 kali juara 1.
“Ya sudahlah, kita harus selalu mau menerima dan bersabar. Yang penting mereka yang lihat tahulah seperti apa kualitas Ketuyung. Datang jauh dari Palangkaraya kan bukan semata memburu kemenangan, apalagi memburu hadiah. Kami ingin memperlihatkan kualitas. Kami ingin kemenangan Ketuyung juga dapat pengakuan dari para kicaumania secara umum, termasuk dari lawan-lawan. Itu sungguh lebih membanggakan dari kami dari sekadar catatan jumlah juara” jelas H Wahid Latip. Salah satu kicaumania yang hadir ke lapangan mengawal jago-jago milik Mr King 99, juga mengakui keistimewaan Ketuyung.
“Edan benar memang itu burung kerjanya. Sangat layak bisa memborong juara. Salutlah”
Hal yang sangat ingin diketahui oleh para kicaumania adalah bagaimana sih sebenarnya rawatan dan setingan Ketuyung, kok begitu hebat perfoma dan daya tahannya.
Menurut H Wahid, Ketuyung sudah di tangannya sejak 2015. Umumnya sudah lumayan tua. Sejumlah prestasi yang pernah diraih, antara lain di BnR Award 2019 menang nyeri, di Piala Pasundan tahun 2020 juga kembali merebut Juara 1.
“
“Sejak pertama dibeli sampai sekarang Ketuyung dirawat pemilik lama. Perawatan harian dicampur dengan Cucak Hijau lainnya. Sehari-hari hidup berdampingan dengan sekitar 11 Cucak Hijau, belum lagi burung-burung jenis yang lain” jelas H Wahid cukup rinci.
Masih menurut H Wahid, karena perawatnya adalah penjual burung, cara merawatnya pun simpel, tidak ribet, bahkan bisa disebut sangat biasa-biasa saja.
Mau tahu contohnya?
Jangkrik sesukanya yang ngasih. Tidak ada patokan pagi berapa, sore berapa. Jemur juga secukupnya saja. Tiap hari masuk keramba yang sudah ada air, entah mau mandi atau tidak, terserah dia, tidak dipaksa mandi misal dengan cara semprot. Setelah dirasa cukup, angin-anginkan, lalu kerodong. Tanpa umbaran.
Buah selamanya hanya pisang gak pernah diganti-ganti atau ada variasi pepaya, apel, tomat dan lannya. Pokoknya hanya pisang saja. H-1 kadang dikasih kroto, itupun kalau mau. Bila tidak mau, diganti ulat bumbung.
Di rumah burung tidak gacor, cenderung banyak diamnya alias malas-malasan bunyi. Kalau ketemu musuh/lawan dia baru keluar fighternya alias jambul ngentrok serta bongkar lagu. Minumanpun hanya air putih, tanpa penambahan suplemen atau vitamin apa pun.
Nah, kalau sudah tahu bagaimana Ketuyung dirawat, baru nyadar cara merawat jagoan Anda ternyata sangat ribet dan njlimet kan. (TOBIL)