Sang OB (Office Boy) Menjadi Sarjana di Kota Jakarta

MediaBnR.Com – Bisa kita bayangkan bagaimana perjalanan Ikrom selama di Kota Jakarta ini yang datang hanya dengan modal nekat. Dengan membaca Bismillah meninggalkan kampung halaman dan akhirnya bisa bekerja di bawah naungan Yayasan BnR. Pertama bekerja sebagai OB di kantor BnR yang padat dengan pekerjaan sehariannya. Setiap malam saat dead line tabloid Ikrom kerap dimintai tolong untuk membuat kopi dan membelikan makanan untu para wartawan. Keinginan untuk menulis berita mulai timbul di saat dia menemani wartawan BnR mengejar waktu cetak. Keinginaan Ikrom disambut baik oleh orang nomer satu di BnR Bang Boy. Ikrom melirik waktu senggang dari Bang Boy dan memberanikan diri untuk bertanya bagaimana cara menulis berita.

“Alhamdulillah Bapak (Bang Boy) sosok yang keras kalau mendidik stafnya tapi tujuannya baik. Saya disuruh menulis berita dan hasil tulisannya saya langsung dikoreksi Bapak. Banyak tulisan saya dulu dibenahi diperhalus oleh Bapak. Sekarang saya dapat merasakan dan bangga didik Bapak yang selalu menjadi kebanggaan kicaumania ini. Beliau tidak pernah menggangap stafnya sebagai bawahan. Tapi kami semua dianggap sebagai keluarga sama beliau. Pernah sekali terpikir saya mau keluar dari BnR dan buka usaha warung dekat kampus saya. Saya menghadap ke Bapak e..e..malah saya dimarahi. Apa uangmu sudah banyak terus siapa yang jamin setiap hari warungmu ada yang makan! Seriusi pekerjaan mu sekarang sebagai wartawan yakin pekerjaanmu ini pasti bisa merubah hidupmu! pesan Bapak ke saya. Ternyata pilihan saya untuk mengikuti saran bapak ternyata membuahkan hasil seperti sekarang ini,” kata Ikrom dengan senyum yang penuh arti

Sekarang di kalangan kicaumania siapa yang tidak mengenal sosok Ikrom. Walaupun hidupnya sudah berubah dia tetap bekerja keras sebagai wartawan BnR. Apa yang sudah didapatkan Ikrom selama menjadi wartawan BnR?

“Alhamdulillah saya sudah ada mobil dan ada motor serta bisa menyekolahkan adik saya. Tidak ketinggalan saya bisa membantu orang tua saya di kampung. Saya pas gelaran BnR Award yang lalu ketemu Bapak (Bang Boy) dan ditanya. Kapan kamu selesai kuliahnya dan menjadi sarjana? Saya diam saja tidak menjawab sambil tersenyum dan saya kaget ketika Bapak (Bang Boy) bilang. Kalau kamu tahun ini tidak selesai kuliahnya dan menjadi seorang sarjana kamu angkat kaki dari BnR! kata Bapak dengan muka yang serius. Tapi dalam hatiku yang paling dalam aku berkata. Akan kubuktikan kepada Bapak (Bang Boy) tahun ini aku menjadi sarjana. Ternyata marahnya Bapak (Bang Boy) yang membuat aku termotivasi untuk bisa menjadi sarjana seperti sekarang ini. Ya Allah betapa besar anugerah yang kau berikan kepada hamba ini bisa bertemu dengan sosok Bapak (Bang Boy). Sosok yang memberikan motivasi besar yang dapat merubah kehidupanku. Aku hanya bisa berdoa untuk Bapak (Bang Boy) semoga beliau sehat dan dari hatiku yang paling dalam aku ucapkan ‘Tak kan mampu aku menjelajahi kota Jakarta ini tanpa bimbingan dan nasehatmu Bang Boy BnR’,” kata Ikrom sambil berkaca – kaca.

Hidup akan bisa berubah jikalau kita mau merubahnya dan mau bersusah payah untuk merubah. (red)