sien ronny

Mediabnr – Salah satu Event Kolosal BnR yang ditunggu-tunggu kicaumania nusantara tinggal menghitung hari, Lomba burung berkicau tingkat nasional BnR Award yang akan digelar 15 Desember 2019 menjadi ajang persaingan sengit dalam memperebutkan gelar juara.

Baru-baru ini persaingan memanas untuk memperebutkan juara SF (single fighter). Sien Ronny salah satu pemain lawas mulai angkat bicara mendengar kabar berita yang sempat diperbincangkan di jagad maya.

Permasalahannya saat ini untuk memperebutkan juara umum SF banyak yang melakukan cara meminjam atau menyewa, bahkan kadang semuanya dari burung milik orang lain.

Demi mendukung gerakan sportifitas dan fairplay dalam dunia hobi ini, Sien Ronny akan mempersiapkan uang sebesar 1 milyar untuk bersaing merebut juara SF dengan syarat utama burung harus milik sendiri. Bagi mereka yang merasa masih mengedepankan jiwa hobi, cara meminjam atau menyewa burung milik orang lain yang kemudian ditulis atau diklaim sebagai miliknya, dianggap mencederai sportivitas atau mengkhianati hati nurani.

Memang cara seperti itu jauh lebih simpel, praktis, juga ekonomis. Tidak perlu beli burung yang mahal, tidak perlu repot menyiapkan perawatan harian hingga setingan. Tinggal pesan sama si penyedia jasa, deal harga, beres.

Namun, menang dengan cara ini dianggap tidak menghasilkan kepuasan apalagi kebanggaan yang sesungguhnya. Pemain lawas yang memiliki segudang burung juara seperti Sien Ronny pun mengaku risih dengan persaingan model-model seperti itu.

“Kita sudah punya dan menyiapkan banyak burung yang secara kualtias dan penampilan terbaik, dan dalam beberapa bulan terakhir juga terus menambah lagi, beli dan beli lagi, kenapa karena saya pengin menang dari burung-burung saya sendiri. Habis uang banyak tidak masalah karena itu akan menjadikan hati saya senang, puas, bangga. Karena kalau hati sudah bisa puas dan bangga, itu sebenarnya tidak bisa lagi dinilai dengan uang,” ujarnya.

Karena itu Sien Ronny pun mengajak para kicaumania untuk sama-sama kembali ke jati diri seorang penghobi, kalah menang ya karena hasil dari burung milik sendiri. “Jangan suka pakai jalan pintas, mungkin bawa satu dua burung, lainnya hanya modal membelikan tiket dan mungkin juga janji sejumlah uang kalau bisa menyumbang poin. Memang itu lebih mudah dan murah. Kalau mau, mungkin misal dalam satu hari ada 10 lomba atau lebih di seluruh Indonesia, saya bisa memborongnya merebut juara umum SF semua. Di semua lomba yang digelar juara umum SF-nya Sien Ronny semua. Tapi di mana puasnya, di mana bangganya kalau bukan dari burung milik sendiri. Malah malu kan seharusnya,” imbuhnya.

“Ajakan untuk taruhan ini ya arahnya ingin mengajak kita semua mencoba menjalani hobi secara apa adanya, buat dinikmati. Saya mau beli burung dengan harga mahal, tak lain dan tak bukan karena burung itu bagus, berkualitas, sehingga hobi burung berkicau yang kita jalani juga benar-benar bisa kita nikmati. Jadi bukan soal ambisi untuk memburu juara.”

Sejauh ini Pihak panitia juga sudah melakukan cara untuk memperketat sistem poin BC dan SF. Mulai H-1 peserta SF maupun BC sudah wajib mendaftarkan burungnya dengan nama dan pemilik distruk dengan catatan harus menggunakan stample dengan model dan warna yang sama. Selain itu para peserta diwajibkan memasukan struk tersebut kedalam gelas yang kita sediakan dikursi tepat dibawah nomor gantangan.

Apakah persaingan murni dari burung milik sendiri akan benar-benar tersaji di BnR Award 2019? Kita lihat saja bersama-sama besok Minggu 15 Desember di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur.