Featured-hot-arwana-resJakarta (mediabnr.com) – Salah seorang yang berhasil membudidayakan ikan Arwana Super Red di Jakarta adalah Sriyadi. Meski ia lebih fokus pada penangkaran dengan lebih banyak memproduksi dari pada memasarkannya, namun di bawah payung PT Arwana Citra Ikan Hias Indonesia yang dikelolanya, Sriyadi meraih omset Rp 3 miliar per tahun dari usahanya itu.

Selepas wisuda dengan gelar Akuntan dan mengantongi sertifikat BKP (Bersertifikat Konsultan Pajak) dari STIE YKPN Yogyakarta, Sriyadi langsung menghadapi kerasnya hidup di Jakarta. Namun dengan ketekunan dan kesabaran dirinya, ditambah dengan kerendahan hatinya, justru ia berhasil menaklukkan Jakarta, meski gaya dan dialek jawanya masih tampak terdengar.

Berangkat dari hobinya memelihara ikan Arwana pada 2001, pria yang tengah sibuk menjalankan aktifitasnya sebagai Akuntan Publik itu melanjutkan kegemarannya dengan menjalankan bisnis jual-beli ikan arwana pada 2003, yang tetap ia lakukan di rumahnya di bilangan Joglo, Jakarta Barat. Bahkan, yang dipilih pun bukan jenis yang tanggung, yakni Super Red, jenis Arwana yang paling top dikelas ikan Arwana.

Setelah lima tahun ia jual-beli sambil membesarkan ikan, pria kelahiran Klaten 3 Maret 1966 itu akhirnya mengembangkan usahanya tersebut dengan membuka penangkaran PT Arwana Citra Ikan Hias Indonesia pada 2008 di bilangan Kranggan Lor, Jati Raden, Jati Sampurna, Bekasi, “Saya mulai ikan itu 2001 ya jual beli saja, baru 2008 saya di penangkaran. Dulu di rumah di Joglo, ada bak-bak juga, tapi nggak bisa nangkar kurang luas, jadi pindah ke sini (Jati Raden- red),” paparnya menjelaskan ketika tim B&R mengunjungi tempat usahanya tersebut.

Alhasil, di lokasi Jati Raden, Bekasi dengan tempat usaha seluas 1 hektar ini, ia memiliki lima kolam tanah (empang) untuk penangkaran, beberapa akuarium untuk penetasan (dalam ruang khusus), dan 18 kolam semen dengan ukuran 3×5 meter, untuk pembesaran itu, ia sukses mengembangan usaha Arwana Super Red tersebut, “Untuk penangkaran, memang basic-nya dia perlu kolam yang luas dan alami seperti bawahnya tanah,” tukasnya.

Keberhasilannya membudidayakan arwana super red itu, kemudian membawanya sukses sebagai pengusaha arwana spesialis Super Red dengan omset yang terbilang cukup besar sekitar Rp 250 juta jika dirata-ratakan per bulannya, namun dalam usahanya itu ia menghitungnya per tahun, “Kalau omset kita tidak bisa bulanan, karena susah ngitungnya. Kadang sebulan itu bisa tidak jualan (ya kalau sebulan 6 ekor itu saya anggap tidak jualan). Jadi hitunganya tahunan. Ya setahun itu sekitar 600 ekor ikan, jadi Rp 3 Miliar lah,” terangnya. Dari usaha inilah kemudian membawa namanya cukup dikenal di kalangan pehobi ikan hias khusus Arwana Super Red.

Produksi yang Terbatas

b9Dalam proses penangkaranan (breeding) dalam kolam-kolam tanah itu Sriyadi mengatakan tidak bisa mencampurkan ikan indukan berusia 8-10 tahun itu hanya sepasang saja. Tetapi harus ada beberapa pasang, “Kalau hanya dua ekor ditangkar, itu memang ada hasil tapi probilitasnya sangat sedikit,” katanya. Dengan mencapurkan indukan beberapa pasang saja, ia katakan produksinya tidak begitu bagus, ia hanya mendapatkan sekitar 50 ekor, “Orang kita campur begini saja paling sebulan cuma dapat 50 ekor, 100 itu jarang sekali,” tukasnya. Untuk itulah mahalnya ikan jenis ini bukan hanya popularitas dan keindahan bentuk dan sisiknya saja, melainkan karena jumlah produksinya juga terbilang sedikit, tidak seperti di habitatnya yang asli.

Jadi, dalam bisnis penangkaran Arwana ini menurutnya perlu kesabaran dan ketekunan yang baiki. Belum lagi ia katakan resiko kematian pada anakkan yang baru menetas, “Apalagi telurnya itu gampang infeksi, kalau infeksi dia akan mati,” katanya. Untuk itulah bapak dua orang anak ini mempekerjakan sekitar delapan orang karyawanya yang cukup lama ikut bersamanya, karena tidak bisa orang-orang baru yang mengerjakannya.

Bisnis Kepercayaan

b6Dalam menjual hasil produksi ikannya, Sriyadi mengakui hampir tidak banyak berpromosi. Seperti ikut pameran, beriklan, dan beberapa promosi lainnya. Ia hanya intens melalui media internet yakni website yang diimili PT Arwana Citra Ikan Hias. Karena menurutnya bisnis ini merupakan bisnis kepercayaan, dan umumnya orang tahu dari mulut ke mulut, “Karena dia need market, jadi trust-nya sangat diperukan,” selorohnya.

Meski ia fokus pada breeding dan pembenihan, ia juga memenuhi permitaan konsumen dengan menjualnya mulai dari anakkan hingga indukkan, “Ikan di sini dijual mulai dari Rp 3,5 juta per ekor untuk anakkan, Rp 4,5 juta hingga Rp 5,5 juta untuk yang tanggung, sampai Rp 10-20 juta untuk indukkan, tergantung kualitasnya,” jelasnya. Lebih jauh Sriyadi menjelaskan, ia turut juga menjadi ‘dokter’ ikan untuk konsumennya. Pasalnya, beberapa konsumen yang mengeluhkan ikannya sakit atau kekurangan oksigen ketika menggati air akuarium, ia bersedia mengambil dari konsumesnnya lalu merawatnya hingga mengobatinya sampai sembuh.

Menurutnya jika seseorang ingin membangun usaha Arwana komersial dengan membuka usaha perdagangan ikan hias Arwana (trader), modal yang diperlukan sekitar Rp 100 juta untuk pengadaan akuarium 10 unit (Rp 40 juta) dan pengadaan anakan Arwana 10 ekor (Rp 60 juta).Karena merupakan ikan hias, ia katakan harga yang dipatok bukan saja dari biaya produksi, tetapi juga berdasar nilai estetika.

Dengan perawatan cukup murah dan mudah, membuat ikan ini bisa memberikan untung besar pada pelaku usahanya. Apalagi semakin besar ikan Arwana harganya akan semakin tinggi seperti Sriyadi dalam usaha penangkaran/pembenihan ia mendapat keuntungan sekitar 80%.(Taufik)