Endang Wahyudin – Bandung

Ingin mengubah mimpi menjadi kenyataan intinya seseorang harus fokus, mencintai apa yang dikerjakannya serta lakukan dengan penuh ketekunan, kegigihan dan sikap pantang menyerah. Inilah gambaran Endang Wahyudin (54) dalam melakukan ternak lovebirdnya. Jenis Albino, Lutino Mata Merah, Lutino Mata Hitam, Olive, Biru Dakocan, Biru Violet, Hijau Standart dan Abu, berhasil ditangkarkan dengan sukses.

Ada 26 kandang ternak jenis batre dan kuliar, yang menonjol disini beberapa indukan Albino dan Lutino Mata Merah berhasil diternakan. “Jenis lutino mata merah dan albino. Pertamanya hanya 2 pasang per jenis, sekarang lutino mata merah ada 8 pasang sedangkan albino 7 pasang,” papar pria yang bekerja di Kantor Geologi Kota Bandung ini. “Untuk jenis albino dan lutino mata merah, belum saya pasarkan. Hasil regenerasi anakannya saya ternakan kembali,” lanjutnya.

Dalam 1 tahun terjadi 4 x reproduksi, dalam satu kandang perjodohan 2 atau 4 anakan dihasilkan. Pembesaran anakan dilakukan secara alami tanpa lolohan, “Setelah anakan berumur 1 ½ bulan, pisah dengan indukannya. Ini untuk menjaga reproduksi serta kestabilan birahi indukannya. Biasanya anakan yang sudah dipisah, langsung belajar makan sendiri,” ujar Endang. Pakan yang digunakan millet putih, kangkung dan kwaci yang dalam pemberiannya dilakukan 3 hari sekali. “Untuk yang sudah dewasa pakan BnR Lovebird kerap diberikan, selain pakannya bagus juga burung menjadi rajin bunyi,” ucap pria, yang bertempat tinggal di Leumahnendeut Cicadas Bandung.

Kendala yang berarti hanya masalah perjodohan saja. “Intinya kita harus tahu akan perbedaan jenis kelaminnya. Yang unik ialah disaat mengawinkan sepasang lutino mata merah. Ketika anaknya lahir hanya tunggal, tetapi setelah besar anakannya menjadi albino. Untuk mencetak anakan lutino merah, indukannya juga harus sepasang lutino merah. Sedangkan mencetak albino, otomatis hasil dari perkawinan sepasang albino juga. Yang tersulit hanya perkawinan pertamanya, setelah bertelur sekali kesananya tinggal menunggu saja,” bebernya.

“1 tahun lagi saya memasuki masa pensiun. Untuk itu ternakan ini, sudah menjadi bagian dari pekerjaan selepas memasuki masa pensiun nanti. Persiapan semakin digalakan, selain menambah indukan baru juga menambah kandang perjodohannya. Semoga menjadi barokah bagi saya dan keluarga saya,” tutupnya pria sederhana ini. Pengetahuan akan breeding, didapatnya lewat kemampuan belajar dari setiap pengalaman yang didapatnya. Meski baru 1 ½ tahun menggeluti ternak lovebird, hasil yang didapat melebihi dugaan sebelumnya. Kerja keras yang dibangun, dilandasi lewat langkah pertama yang gemilang. Kedepannya tinggal menjaga eksistensinya dalam dunia breeding.(Ricky)