Meski, belum pantas disejajarkan dengan peternak kenari berskala jumbo, akan tetapi semangat dan konsisten kicaumania yang satu ini, patut memperoleh apresiasi.  Setelah vakum selama hampir 1.5 tahun tidak menunjukkan batang-hidungnya dilatber-an atau dilomba, ternyata secara diam-diam pria usia 28 tahun itu, telah mengoleksi beberapa pasang indukan kenari, untuk dikembangbiakkan.

“Ya, kurang lebih 1.5 tahun tidak aktif dilatberan atau lomba, karena kesibukan kerja yang menyita waktu. Kena jam kerja sif pagi, siang dan malam mengakibatkan sulit untuk menyamakan waktu dengan jadwal-jadwal. Ketika libur justru tempat latberannya jauh. Dan untuk mengoptimalkan waktu libur itu saya pergunakan untuk ternak kenari,” papar alumnus 2007 teknik mesin Univesitas Jember, di rumahnya di Munggon RT 12 RW 2, Desa dan Kecamatan Tarik, Sidoarjo.

Supriyatno, nama pemuda lajang yang akrab dengan sapaan Lurah Cilik itu, mengawali ternak kenari sejak awal maret yang lalu. Materi yang dijadikan pejantan tak tangung-tanggung, merupakan kenari-kenari kualitas unggul. Diantaranya, Vampir Junior-nya Gustianto dari Suara Mas-Sidoarjo, kenari produk unggulan Theo dari Java Kenari Malang, bahkan yang 2 ekor lagi kenari jenis F1 produksinya Figas Jogya, pun menghuni kandang ternakannya.

Ia memang menitikberatkan pada pajantan kualitas agar bisa menurunkan anakan yang berkualitas pula. Sementara untuk indukan betina dipilih secara selektif betina lokal super, sebagai pencetak anakan yang handal. Dari keenam pasang indukan yang dimiliki, sudah ada 3 pasangan yang produksi, sedangkan pasangan lainnya masih dalam proses bertelur dan pengeraman.

Ada indukan betina lokal super warna bulunya hijau lurik diselingi putih dan sering disebut bon ijo, yang benar-benar bisa dibanggakan. Ketika awak BnR berkunjung kerumahnya, melihat betina bon ijo itu, sedang merawat anaknya yang baru menetas  5 hari yang lalu. Padahal, anaknya yang terdahulu baru belajar makan sendiri, tanpa diloloh dan berumur sekitar 20 hari-an. Semantara yang dijadikan pejantan warna bulu dasar hijau lurik didominasi warna kemerah-merahan atau romeo, sedang dipasangkan dengan betina lain. Yang jelas, Lurah Cilik sudah berhasil malakukan kawin silang kenari dengan cara poligami. Satu pejantan bisa membuahi 2 atau 3 ekor betina sekaligus.

Ia menambahkan, bahwa rencana kedepan bakal terus menambah beberapa pasangan kenari lagi. Dengan harapan, menekuni ternak kenari di suatu saat ternakannya sukses dan bisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Disamping penghasilan bulanan yang kini diperoleh dari kerja di pabrik kertas, yang berlokasi di kawasan lingkungan industri Ngoro, Mojokerto.

(sugeng)