Acara seremonial berlangsung hikmat

Acara seremonial berlangsung hikmat (Sugeng-BnR)

Mojokerto (mediabnr.com) – Hasil kerja bareng antara Dinas Pertanian Kota Mojokerto dan penyelenggara latber GMC (Gebyar Minggu Ceria) serta P2BEN (Persatuan Pedagang Burung Empu Nala) dalam menyelenggarakan lomba burung di sebelah selatan Pasar Ikan Prajurit Kulon, Mojokerto,Jawa Timur, pada Minggu (15/6/2014), berlangsung sukses dan meriah.

Secara simbolis lomba dimulai

Secara simbolis lomba dimulai (Sugeng-BnR)

Lomba burung berkicau itu sengaja diselenggarakan dalam rangka menyongsong peringatan HUT Kota Mojokerto ke-96 yang bertemakan “Pengembangan Agribisnis Peternakan”.

Gebyar pembukaan secara seremonial berjalan hikmat, mulai menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sambutan-sambutan, pembukaan lomba hingga doa penutup, langsung dipimpin oleh orang nomor satu di Dinas Pertanian Kota Mojokerto, R. Hari Moerti SP. Selain itu hadir juga M.Yusuf selaku Camat dan M. Rochan selaku Kepala Kelurahan Prajurit Kulon, Mojokerto.

Karnadi, Kabid Peternakan dan Perikanan selaku ketua penyelenggara bersama jajarannya, merasa sangat puas karena acara demi acara berlangsung lancar dan meriah. Padahal tak kurang dari 500 kicaumania hadir, larut dan mendukung semua acara di gelaran tersebut.

Perlu diketahui bersama, bahwa semua kelas lomba di Dinas Pertanian ini memang digratiskan sesuai permintaan dinas. Namun hadiah dana pembinaan, piagam bagi peraih juara tetap diberikan. Bahkan untuk tiga besar terbaik, masih dapat tambahan tropy kejuaraan eksklusif.

Di kelas ini, banyak peserta yang tak kebagian tiket, lantaran gantangan yang tersedia hanya lima 56 gantangan. Untuk mengatasi hal itu, yang sudah diprediksi sebelumnya oleh panitia, dibuka kelas kicaumania A,B dan C. Di kelas-kelas ini, hadiah tetap berupa dana pembinaan dan piagam. Sementara tropy kejuaraan hanya disediakan untuk pemenang juara pertama saja.

Untuk Melihat Daftar Juaranya Klik Disini

Dan yang perlu jadi catatan, semua kelas yang digelar full gantangan, lomba tanpa teriak dapat diciptakan, tanpa adanya komplain dari peserta. Seluruh jajaran panitia dari kedinasan pun mengikuti dan menikmati jalannya lomba hingga gelaran berakhir. Semoga di tahun mendatang gelaran serupa atau yang lebih akbar lagi, dapat direalisasikan kembali. (Sugeng)