Genderuwo Lovebird Bandoeng Djoeara Genderuwo Lovebird Bandoeng Djoeara[/caption]Mediabnr – Bandoeng Djoeara pada dua even berbeda, jaga tren positif dengan menggondol kemenangan yang maksimal. Di Launching Sigma, Lodaya Bandung (20/8), lovebird fenomenal andalannya, Gedeg, cetak hattrick jawara satu dan tak mau ketinggalan lovebird debutannya, Gojlag,double winner jawara pertama. Lima kelas Lovebird pada ajang tersebut dirajai skuad Bandoeng Djoeara.

Di Launching Oriq Jaya Bandung (20/8), lovebird amunisi simpanannya, Genderuwo rebut juara 1, 1, 3, & 3, Jalak Suren gebetannya, Gundala, rebut posisi 2, Pentet, Gerandong ke 3 dan Pleci, Gibrig, juara 1, 2, & 3. Yang mencuri perhatian aksi, Genderuwo, sangat memikat. Doublean rapat pukulan tembakan dengan volume sadis, ditambah gaya kepala bak shockbreker, turun naik begitu menggoda. Tak terpungkiri, Albino mata air ini, menjadi bintangnya di even Launching Oriq Jaya.

Prestasi ini tak lepas dari Mr. One-D, sang komandan Bandoeng Djoeara, eksis meramu kualitas gacoannya, serta menjaga skuad-nya untuk tetap rendah hati, pastinya attitude nomor satu. “Diatas langit masih ada langit, hobbi burung sebagai sarana silaturahmi, menambah teman sekaligus mengusir penat disela kesibukan bekerja,” ucap Mr. One-D. “Yang utama kebersamaannya,” lanjutnya.

Bandung yang sudah menjadi barometer dunia kicauan, menjadi dasar ‘Bandoeng Djoeara’ untuk menghidupkan kembali ruh yang sudah tercerai-berai. Langkah kedepan konsolidasi persatuan dan silaturahmi. Menjadi modal Bandoeng Djoeara, untuk tetap mengibarkan bendera Kota Kembang di jagat kontes burung berkicau.

Seorang sahabat dari ujung Pulau Jawa pernah berkata, “Mengikuti lomba burung berkicau itu, mestinya menggembirakan dan membahagiakan. Bukannya saling gontok-gontokan dan sikut-sikutan. Tetapi sikap atau attitude-nya yang terlupakan saat ini.” Kata-kata dari sahabat tersebut, meski hanya sekedar guyonan, tudingan itu menjadi renungan tersendiri.

Kita ingin dunia kicauan semakin maju. Kemajuan itu bukan hanya oleh kian meningkatnya mutu dari burung jagoannya, tetapi juga ditunjukan oleh makin bagusnya sikap dan prilaku para kontestannya. Nilai-nilai sportivitas, ksatria, persaudaraan, persatuan dan keberagaman, mestinya menjadi ruh yang senantiasa mewarnai setiap gelaran burung berkicau. Bukan malah sebaliknya.

Selama ini lomba burung berkicau telah mengalami keajaiban sejarah yang dapat digolongkan sebagai keberuntungan. Hanya di Indonesia, fenomena lomba burung berkicau ada. Bagaimana mempertahankan capaian itu dengan bersungguh-sungguh, yaitu bersama membenahi hal-hal yang selama bertahun-tahun salah urus? Kita melangkah ke depan dengan optimisme bersyarat. Menjaga attitude-lah yang menjadi dasar, kecil besarnya seorang pemain burung. Mengutip kata-kata Mr. One-D, “Jika kita tidak membuat perubahan yang baik, maka sesungguhnya kita sudah merencanakan kehancuran.”(Ricky)