Seperti diketahui dua tahun belakangan ini para peternak lovebird mengeluhkan turun drastisnya harga burung parbeng keci ini di pasaran. Hal itu disebabkan maraknya para importir yang membanjiri burung cinta ini di Indonesia. Namun sebenarnya dalam kondisi sekarang ini pun, bisnis beternak lovebird masih terbilang menjanjikan. Sebab, harga lovebird di Indonesia masih jauh lebih mahal dibandingkan dengan Thailand dan Philipina.

Luckyto Suryadi

Luckyto Suryadi, penasehat (KLI) Komunitas Love Bird Indonesia (Foto: Evan)

Meski harga lovebird sejak dua-tiga tahun ini ‘terjun bebas’ atau turun drastis di pasaran, namun menurut penasehat Komunitas Lovebird Indonesia (KLI) Luckyto Suryadi, para peternak sebenarnya masih mendapat keuntungan lebih, “Saya kira masih realistis dengan harga sekarang. Memang karena merasa menikmati manisnya madu dua tiga tahun lalu itu ketagihan. Ya kalau sekarang ini kan manisnya gula sedikitlah, tapi tetap masih bisa dibarengi hobi dihati,” katanya.

F3-ANAKAN-DI-KANDANG-OMBYOKBahkan sebenarnya menurut Luckyto, jika di bandingkan dengan Negara Thailand atau Philipina, harga lovebird di Idonesia masih jauh lebih baik. “Di Philipina harga hijau standar itu Rp 125 ribu – Rp 150 ribu paling mahal. Tapi di kita masih bisa laku Rp 200 – Rp 250 ribu, bahkan masih bisa Rp 300 ribu,” ungkapnya.

 

Jadi menurut Luckyto, beternak lovebird dengan cost produksi yang terbilang murah dibandingkan dengan burung-burung kicau lainnya, masih mendapatkan keuntungan yang tidak kecil. Misalkan saja seekor anakan lovebird usia tiga bulan yang sudah siap dipasarkan, hanya membutuhkan biaya produksi tidak sampai Rp 150 ribu. Sementara bisa dipasarkan/dijual dengan harga Rp 200 ribu – Rp 250 ribu.

Kandang-Koloni

“Misalnya kita punya indukan sepasang, dalam tiga bulan menghasilkan dua ekor anakan. Cost produksinya indukan paling Rp 50 ribu per bulannya, tiga bulan jadi Rp 150 ribu, anggap biaya lain-lain Rp 50 ribu (tidak di hitung ongkos kerja dulu ya, karena dikerjakan dengan sendiri, tanpa ada cost karyawan). Jadi Rp 200 ribu semuanya, tapi kita bisa menghasilkan dua ekor anakan, kita jual dengan harga Rp 200 – Rp 250 ribu per ekornya. Jadi 500 ribu, masih ok kan?” paparnya menjelaskan.

Penjualan Love Bird

Penjelasan tersebut merupakan skala kecil untuk satu pasang saja. Namun bagaimana jika lebih dari satu pasang? Umumnya Luckyto mengatakan orang memiliki 10 pasang atau 20 pasang. Jika per pasang dalam kategori per tiga bulan, masih bisa menguntungkan minimal Rp 200 ribu, jika 10 pasang per tiga bulan itu mendapat Rp 2 juta, dan jika 20 pasang, kita bisa mendapatkan Rp 4 juta dari peternakan yang kita kerjakan sendiri.

Perawatan yang Mudah

Aris-AA-aa-BC

Merawat lovebird menurut Luckyto itu tidak sulit. Selain pakannya yang murah, perawatan pemeliharaannya pun terbilang mudah. Tidak seperti burung kicau lainnya yang pakan dan perawatannya yang ektra. Namun merawat lovebird bisa kita tinggal bekerja, jika kita memiliki kesibukan sebagai karyawan. “Perawatannya pun mudah, tidak seperti burung lomba yang harus dijemur satu dua jam. Sebenarnya umum untuk burung perlu masukan UV dari sinar matahari itu 10-15 menit saja cukup untuk konsumsi tubuhnya,” ujarnya.

Dalam perawatan hariannya ia mengatakan, pagi-pagi sebelum kita berangkat bekerja sekitar pukul 6.00 Wib, kita cukup mengganti pakan dan air minumnya saja, dan sore hari nanti sepulang bekerja kita cukup kontrol, setelah itu kita bisa langsung beristirahat. “Ini baru katagori burung-burung standar, belum lagi yang propek kicau. Kalau yang kicau itu bisa kita jual sekitar Rp 1 hingga Rp 1,5 juta. Jadi peluang itu masih ada sebetulnya. Dan dengan begitu, kita mendorong masyarakat untuk pemasukan tambahan,” ungkapnya.

Jangan Asal Produksi

Anakan-burung-Love-Bird-Usia-1-Minggu-okJika kita tertarik untuk mencoba menjalankan bisnis dari beternak lovebird, Luckyto menyarankan jangan asal produksi, pastikan mencari indukan yang propek cerah, baik yang warna maupun kicau harus dipastikan kualitasnya baik dan dapat terjaga. Sehingga mendapatkan turunan anakan yang juga akan baik nantinya. Dengan begitu produk berkualitas yang kita hasilkan, menurutnya mudah untuk dipasarkan.

 

 

 

Kemana Harus Menjual?

PASAR-BURUNG-MARTAPURA-KALSEL-ok1-e13590419648361Ditengah banyaknya orang dapat memproduksi, namun kenyataannya banyak orang yang bingung kemana mereka menjual hasil produksinya itu? Dalam hal ini Luckyto mengatakan selain dapat menjual ke kerabat dan kenalan, saat ini banyak media yang dapat dijadikan ajang untuk menjual lovebird. “Media online juga sudah terbuka luas, tinggal bagaimana kita kreatif saja. Salah satunya KLI, melalui korwil KLI yang sudah menyebar di mana-mana bisa untuk menjembatani. Jadi bergabung dengan komunitas kan lebih enak daripada single figther, jadi biasa tukar iformasi. Ya intinya kita harus kreatif jangan seperti katak dalam tempurung,” paparnya menjelaskan. (Taufik)