BnR Lumajang.untuk kesekian kalinya alun alun Lumajang digunakan untuk kegiatan lomba burung berkicau dengan tajuk Bupati Lumajang Cup 2022,gelaran yang menggandeng putra daerah (aba Wilson) bersama teamnya SKM mampu menyajikan gelaran yang hikmat tanpa teriak teratur dan kondusif.gelaran  ini merupakan  gelaran  perdana  non  teriak  dihalayak  umum,namun  tidak  untuk  komunitas,pasalnya  sebelumnya  ada  komunitas  Sahabat  Kicau  Sejati (SKS)  yang  memulai gelaran non teriak dengan menggunakan G24 dengan sistem yang berkiblat di SMM.Aba wilson Putra Daerah yang mengedukasi lomba modern di kota Lumajang.

kesuksesan gelaran ini banyak disampaikan oleh beberapa peserta yang hadir dilapangan maupun penonton yang turut menjadi saksi jalannya acara,tak sedikit penyampean tentang kondusifnya kelas demi kelas hingga berahirnya acara.penyampain kesuksesan ini juga di ungkapkan oleh salah satu panitia juga pemain kenari dari kota pisang,beliau mengungkapkan bahwa gelaran ini merupakan lomba yang mengedukasi para pemain untuk menikmati lomba burung yang sebenarnya,dari mulai pengambilan tiket yang diundi hingga  menaIkkan burung semuanya berjalan teratur.bahkan  semua  peserta  dan  penonton  bisa  menikmati  suara  suara  burung  yang  dilombakan.

pagar pembatas yang dekat dengan gantangan burung membuat peserta lebih menikmati lomba.

inilah lomba burung sebenarnya ungkap pendik  peserta dari kota jember,nomor gantangan diundi tanpa ada yang memesan nomor gantangan, berapapun nomor yang anda saat diundi itulah rezki anda,lomba tanpa teriak,pagar yang tidak jauh dari gantangan seperti lomba lomba sebelumnya,dan inilah lomba burung modern dengan hanya memakai 24 gantangan serta selesai lomba tidak larut malam.

di gelaran ini siapapun yang ingin bermain digelaran Bupati Cup 2022 boleh menjadi peserta,siapapun boleh untuk menjadi peserta,panitia pengurus maupun bapak Bupati sekalipun,pasalnya dalam gelaran kali ini fair play menjadi harga mati, juri pengadil lapangan di SKM merupakan juri pilihan yang mempunyai kapasitas hanya menilai burung dilapangan bukan menilai siapa pemilik burung itu sendiri.