ROYAL MERAPI KLATEN TAKE OVER MURAI BATU MERAPI

Noor RS saat menyerahkan mahar

Mediabnr – Mr. Paul Intan Klaten bukanlah pemain kemarin sore. Ia termasuk kicaumania lawas, sudah terlihat aktif sejak awal dekade 2000-an. Sebenarnya tidak pernah meninggalkan hobi burung berkicau, hanya saja intensitasnya mengikuti lomba, memang sempat menurun.

Sejak akhir tahun 2018, gairahnya mulai tampak lagi. Dengan mengusung bendera Royal Merapi, mulai menggeliat dengan menjuarai sejumlah event mulai skala lokal, regional, hingga nasional.

Sejumlah jago yang manjadi andalan, antara lain dari kelas kenari, cucak hijau, anis merah, hwamey, dan beberapa lainnya. Semangatnya kian bertambah, itu bisa ditandai dengan semakin rajin mengkuti lomba, semakin sering juara, bahkan juga kerap merebut juara umum.

Hal yang berbeda dari kicau mania lainnya, dari beberapa kali merebut juara umum, semuanya murni poin yang diraih dari burung sendiri. Paul juga selalu berlomba secara apa adanya, melarang para kru-nya melakukan aktivitas yang kurang fairplay seperti bisik-bisik ke panitia, juri, dan petugas lomba lainnya.

Mau menang atau kalah, pokoknya mesti diraih secara apa adanya. Paul juga selalu menekankan anak buahnya untuk selalu bersikap baik, apakah itu saat mengikuti lomba, atau dalam keserhatian. Apa pun hasilnya, harus bisa menerima, adalah terlarang sampai protes apalagi sampai berlebihan.

Derick – perawat Murai Batu Merapi

Menjelang event-event akbar di tahun 2019, banyak kicaumania yang meramaikan dunia kicaumania dengan serangkaian take over, baik yang sudah terjadi, atau baru sebatas rencana.

Hal ini sepertinya tidak terlihat pada Royal Merpati, malah tampak tenang dan landai-landai saja. Namun, bila ditelisik lebih dalam, ternyata Royal Merapi juga terus berbenah meng-up grade jagoannya. Banyak jago-jago baru yang mengisi skuad-nya. Hanya saja, transaksinya lebih banyak dilakukan dengan senyap.

Jago yang kini paling banyak dioleksi adalah anis merah. Jumlahnya sekitar 40-an ekor, dan itu adalah burung-burung yang secara teknis sudah siap lomba, bukan burung bakalan. Jenis lainnya ada kenari, hwamey, dan yang terakhir baru saja melakukan transfer murai batu yang cukup fantastis.

Menariknya, jago-jago yang sering dibeli Paul seringkali burung relatif kurang populer karena jarang muncul di media. “Pak bos memang unik, karena mengedepankan pada materi dan kualitas. Kalau melihat burung menurut dia bagus, ya akan dibelinya. Tidak peduli belum terkenal, atau tidak peduli sebelumnya tidak juara misalnya. Beda yang lain kadang membeli burung yang memang benar-benar sudah jadi bintang, dan take overnya langsung bikin heboh karena langsung dimediakan hingga viral,” ujar Derick, salah satu mekanik kepercayaannya.

Murai batu yang baru saja ditake over, sudah dipantau cukup lama oleh Noor RS, salah satu kier masternya. Itulah Merapi, jagoan milik Devi Okta PJT SF Semarang. Baik nama burung maupun pemiliknya, memang belum terlalu tenar. Memang jarang tampil di media.

Sejumlah keunggulan juga dimiliki, dari volume yang keras dan dahsyat, lagu roll yang bagus, tembakan kasar, dibalut dengan gaya yang indah.

Bila merunut prestasinya, sesungguhnya memang sangat bagus. Burung cukup stabil, hampir setiap 2 minggu menjuarai event. Beberapa di antaranya:

 

Juara #1#1 di gelaran TWISTER CUP PBI Semarang,

Juara #2#3 Waleri,

Juara #3 Piala Canting Pekalongan,

Juara #1#1 Road To Gubenur Jateng,

Juara #4 Piala Pakualam,

Juara #1 Banteng Raiders .

 

MB Merapi in action

Merapi dipastikan akan semakin membuat Royal Merapi semakin kuat dalam menghadapi sejumlah event, mulai dari Dream Sengon Cup, Mahakarya Borobudur, Piala Raja, Piala Khofifah, BnR Award, dan banyak lainnya.

Lalu berapa nilai transfer untuk murai batu yang di kakinya bersemat ring silver PBI yang disebut memiliki banyak keistimewaan tersebut. Baik Paul Intan maupun Devi Octa menolak menyebutkan nominalnya. Namun, sejumlah pihak yang mengetahui proses transaksi itu menyebutkan bila nilainya cukup fantastis.

“Lebih tinggi dari beberapa transaksi pihak lain yang sebelumnya diklaim sebagai fantastis,” imbuh Derick tanpa menyebutkan jumlah pastinya. (TOBIL)