[vc_row][vc_column][bf_advertisement_image show_title=”0″ image=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/Foto-Utama-Icon-Penjurian-Dunia-Perburungan-Siapa-yang-Pantas-Menggantikannya..jpg” caption=”Icon Penjurian Dunia Perburungan – Siapa yang Pantas Menggantikannya.” link=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/Foto-Utama-Icon-Penjurian-Dunia-Perburungan-Siapa-yang-Pantas-Menggantikannya..jpg” target=”_blank”][vc_column_text]MediaBnR.Com – Memelihara burung merupakan salah satu hobi yang cukup lama dan sudah tidak bisa dipisahkan lagi. Namun hobi ini jika tidak dibarengin dengan penangkaran akan merusak ekosistem. Hobi ini terus berkembang dari hanya sekedar memelihara sampai melombakan.

Banyaknya LSM maupun yayasan yang peduli dengan dunia perburungan ikut membantu menjaga kelestarian dunia perburungan di Indonesia saat ini. PBI (Pelestari Burung Indonesia) yang mengawali dan mengangkat dunia burung ini sebagai salah satu trend di kalangan atas dengan menggelar lomba burung di berbagai wilayah Nusantara.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/1″][bf_advertisement_image show_title=”0″ image=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/05.-H.-Dodot-memberikan-materi-pembentukan-karakter.jpg” caption=”H. Dodot memberikan materi pembentukan karakter” link=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/05.-H.-Dodot-memberikan-materi-pembentukan-karakter.jpg” target=”_blank”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/1″][vc_column_text]Melihat perkembangan dunia perburungan yang tidak dibarengin dengan pengetahuan tentang burung. Bang Boy yang mendirikanYayasan BnRlangsung mendidik pecinta burung untuk lebih mengenal dan tau cara menilai burung. Disamping Bang Boy melalui Yayasan BnR yang selalu menyuarakan penangkaran, ia juga membuka diklat penjurian hampir di setiap Propinsi. Diklat juri yang dilaksanakan Yayasan BnR tentunya memiliki visi dan misi yang sangat jelas dengan bobot materi diklat yang disampaikan H. Dodot dan H. Engkus yang memang sudah diakui sebagai Deklarator Penjurian burung berkicau. Terbukti, setiap Diklat Juri yang dibukaYayasan BnR walaupun dipungut biaya yang cukup besar, tetap saja selalu diminati dan dipenuhi peserta.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/1″][bf_advertisement_image show_title=”0″ image=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/01.-Angkatan-VIII-Diklat-Juri-Makassar-23-Juni-2014.jpg” caption=”Angkatan VIII – Diklat Juri Makassar, 23 Juni 2014″ link=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/01.-Angkatan-VIII-Diklat-Juri-Makassar-23-Juni-2014.jpg” target=”_blank”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/1″][bf_advertisement_image show_title=”0″ image=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/02.-Angkatan-IX-Diklat-Juri-Parahyangan-Cimahi-30-Oktober-2014.jpg” caption=”Angkatan IX – Diklat Juri Parahyangan, Cimahi 30 Oktober 2014″ link=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/02.-Angkatan-IX-Diklat-Juri-Parahyangan-Cimahi-30-Oktober-2014.jpg” target=”_blank”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/1″][vc_column_text]Selain PBI dan BnR banyak juga yang “katanya” ikut membangun komunitas kicaumania tanpa memberikan ilmu atau pemahaman tentang dunia perburungan. Dengan berkedok organisasi, di antaranya malah sibuk mencari keuntungan pribadi tanpa mau peduli dengan perkembangan dunia kicauan yang saat ini semakin carut marut.

“Jika ingin membangun dunia kicauan, sebarkanlah ilmu dan pemahaman tentang dunia kicauan sampai ke pelosok, jangan malah terlalu fokus jualan produk apa lagi memonopoli dunia hobi ini. Beri kesempatan kepada kicaumania daerah untuk membangun ekonomi kreatif melalui dunia perburungan ini,” ujar pendiri Yayasan BnR.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/1″][bf_advertisement_image show_title=”0″ image=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/03.-Angkatan-X-Diklat-Juri-Palembang-15-Februari-2015.jpg” caption=”Angkatan X – Diklat Juri Palembang, 15 Februari 2015″ link=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/03.-Angkatan-X-Diklat-Juri-Palembang-15-Februari-2015.jpg” target=”_blank”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/1″][vc_column_text]Adapun materi diklat yang diajarkanYayasan BnR langsung dari beberapa tokoh dunia perburungan yang khusus bertugas sebagai team penilai/juri perburungan sejak dahulu. Ini bukti Yayasan BnR tidak main – main dalam berbagi ilmu perburungan. “Banyak kicaumania yang membuka EO dan terlalu berani memakai juri yang masih minim pengetahuan tentang dunia kicauan. Dan inilah yang menyebabkan lomba sering menimbulkan kontroversi sehingga memicu arogansi. Selain itu, ada juga yang terlalu percaya diri membuka diklat juri bahkan bersertifikat dengan memberikan materi yang sumber ilmunya bukan dari pendidik bahkan tidak mengerti burung,” ujar Bang Boy.

Bisa dilihat dari mulai berdirinyaYayasan BnR, selain mengajak kicaumania ikut menangkar dengan membuka diklat breeding, Divisi Juri Yayasan BnR sudah berbagi ilmu lebih dari 100 kicaumania yang  ikut diklat juri dan sekarang sudah masuk angkatan ke-12 dan sudah menyebar di seluruh Indonesia. “Sebagian yang ikut diklat juri walaupun bayar bukan untuk menjadi juri tapi hanya ingin tau tentang burung kicauan. Jadi kita sebagai pendidik harus benar – benar dan tidak boleh asal sembarangan untuk memberi pengetahuan,” ujar H. Dodot yang sudah menyebarkan ilmunya semenjak tahun 80an.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/1″][bf_advertisement_image show_title=”0″ image=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/06.-H.-Engkus-memberian-materi.jpg” caption=”H. Engkus memberian materi” link=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/06.-H.-Engkus-memberian-materi.jpg” target=”_blank”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/1″][bf_advertisement_image show_title=”0″ image=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/07.-Bang-Boy-saat-berada-di-Makassar-memberikan-pengarahan-kepada-peserta-diklat1.jpg” caption=”Bang Boy saat berada di Makassar memberikan pengarahan kepada peserta diklat” link=”https://mediabnr.com/data/uploads/2015/08/07.-Bang-Boy-saat-berada-di-Makassar-memberikan-pengarahan-kepada-peserta-diklat1.jpg” target=”_blank”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/1″][vc_column_text]H. Parman, salah satu tokoh kicaumania lawas asal Jakarta yang sudah terjun di lomba burang sejak tahun 70an, sangat mengkritisi tentang banyaknya perorangan yang mengatasnamakan juri. “Sebaiknya profesi juri harus memiliki imu tentang pemahaman penilaian burung melalui diklat yang diadakan oleh lembagaatau yayasan yang memiliki tenaga pengajar yang kapabel di bidang penjurian burung berkicau, sehingga profesi juri memiliki dasar ilmu yang bisa dipertanggung jawabkan sebagai tenaga professional. Saat ini hanya Yayasan BnR dan PBI yang layak menyelenggarakan diklat juri, hal ini cukup beralasan karena keduanya memiliki tenaga pengajar yang sudah diakui di dunia perburungan tanah air,” ujar H. Parman. (Akbar La Massaguni)[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]