Petrah BC
Kisruh di Petrah BC, Kenapa Salah Paham?

Bangkalan, Madura – Gelaran yang diselenggarakan oleh Zam Zam dan kawan kawan Petrah BC pada hari Selasa, (20/11), memang sempat terjadi kesalah pahaman antar kontestan dan juri BnR.
Hal itu disebabkan oleh kurang pahamnya peserta terhadap poin terbaru atau pakem pakem penilaian yang diterapkan oleh Juri BnR. Sehingga keinginan peserta yang sebenarnya tak sesuai dengan pakem atau cara menilai Juri BnR, membuat salah satu pemicu kekisruhan waktu itu.
Kejadian tersebut diatas juga diperkuat lagi dengan adanya peserta yang terlalu menjorok ke area tugas juri, yang pada akhirnya para juri pun sempat tergagnggu dengan sikap peserta yang berteriak dan mendorong dorong juri saat bertugas itu.
“Mohon tidak mengganggu kami saat menilai burung, jika ingin komplain, kami bersedia berikan waktu untuk komplain, tapi tidak saat kami menilai burung, akibatnya selain akan mengganggu kinerja kami untuk menilai burung, bisa juga menganggu penilaian burung peserta yang lain” tegas Dion selaku Korlap usai menjelaskan pakem BnR pada kontestan yang komplain.
Diakui oleh Dion dan kawan kawan Juri BnR yang lain, bahwa menerapkan pakem penilaian poin terbaru ini memang butuh waktu dan proses. Bahkan, proses dengan mengahadapi komplain peserta pun memang harus dilalui. Demikian pula pakem penilaian di kelas ocehan pun sama. Meskipun di setiap latber harian sudah menggunakan pakem tersebut, memang tak menutup kemungkinan masih ada yang belum memahaminya. Namun ajakannya untuk bisa memahami dengan santun bisa menjadikan solusi tak timbulnya salah paham serta lombapun akan tertib.
Sikap kontestan yang cenderung tidak tertib itu juga sempat dikomentari oleh beberapa peserta yang lain yang bisa dibilang lebih menyukai menjadi peserta yang tertib. “la wong ini lomba burung berkicau, ngapain kok orangnya yang berteriak” katanya.
Adapula kontestan yang juga menghimbau para juri untuk bisa lebih jeli memantau dan menilai burung, agar hasil yang didapat juga bisa sesuai pakemnya “itupun kalo peserta gak rame (berteriak) dan gak mengganggu jurinya, kalo peserta tertib dan tenang, insyaallah juri juga bisa menilai dengan benar” ujar Taufik kontestan asal Sampang.
Namun dengan berjalannya waktu, hingga 16 kelas tersaji. Para peserta akhirnya paham, dan lomba pun kembali berjalan dengan lancar hingga berakhir di kelas lovebird D pada pukul 16.30 wib. Bahkan, mendekati sesi kelas terakhirpun, masih ada kontestan yang berbelanja tiket untuk ikut lagi di kelas berikutnya.
Zam zam yang ditemui Media BnR mengucapkan terima kasihnya kepada peserta yang hadir, dan juga ucapan maaf yang sebesar besarnya jika ada hal yang kurang berkenan. “Semoga kicau mania kedepan bisa lebih dewasa, berharap juga untuk tidak mudah diprovokasi oleh peserta lain dilain tempat dan waktu”. Imbuhnya. (Den!)