Road To Piala Candi Prambanan Feat ARBC

Suasana Safari 25 G diselimuti aura fairplay & non teriak

MediaBnR-Batang, Dalam menyelenggarakan lomba burung berkicau di era new normal ini protokol kesehatan wajib lebih diperketat lagi, dimana panitia harus ekstra keras untuk dapat mewujudkannya di dalam maupun luar arena dengan berbagai aturan tegas yang sesuai dengan standart. Seperti halnya yang tampak di gelaran Road To Piala Candi Prambanan kemasan panitia Alas Roban Bird Club komando Hadi ARBC, Minggu (28/2) di halaman PTPN IX Plelen-Batang.

Persiapan matang sesuai standarisasi yang ada, yakni tempat cuci tangan, handsanitazer, masker gratis, hingga dibentuknya tim khusus yang bertugas untuk mengingatkan peserta tetap menjaga jarak dan melarang keras kerumunan. Langkah-langkah tersebut sangat dioptimalkan panitia dan yang pasti berkat bantuan seluruh kicaumania yang sadar akan pentingnya memutus mata rantai penularan virus covid 19 demi tetap berlangsungnya lomba burung berkicau selanjutnya.

Indra Prasetya & Hudi Santoso mewakili kicaumania Batang sosialisasi Safari 25G

Tak hanya memperketat prokes, panitia dibantu rekan-rekan kicaumania sekitaran kota Batang juga sedang gencar mensosialisasikan lomba fair play 25 gantangan yang begitu ketat aturan mainnya. Yaitu lomba benar-benar non teriak dimana peserta boleh berada di dalam arena namun tetap berjarak aman dan langsung di diskualifikasi apabila berteriak.

“ Safari 25 G ini memang kita sepakati bersama khususnya untuk wilayah sekitaran kota Batang dulu, dan mungkin bisa berlanjut ke kota-kota tetangga. Ya awalnya dari sharing temen-temen kicaumania dan EO penyelenggara, kemudian kita konsep dan lanjut ke realisasinya yang sudah beberapa kali kita jalankan. Intinya, pastinya kita kicaumania ingin lomba yang fair play dan yang bisa dinikmati bersama, dimana juri akan takut main-main karena dikontrol langsung oleh peserta, dan peserta pun bisa memantau langsung kinerja burungnya maupun rival-rivalnya, jadi real fakta kerja lapangan dan non teriak itu sangat ditegas dalam hal ini,” ungkap Indra Prasetya mewakili kicaumania Batang.

Jaelangkung & Roda Gila banggakan Hudi Santoso TBI BF

Nama Jaelangkung besutan Hudi Santoso sukses dinobatkan sebagai yang terbaik di laga safari murai batu 25 G ini. Gaya happy nya begitu konsisten menopang aksi ngeroll bongkar materi isian tembak panjang yang menjadi senjata pamungkas gaco berjubah baru asal kota Batang ini. Tak hanya Jaelangkung saja, punggawa TBI BF ini juga sukses mengawal penampilan perdana dari gacoan kacernya bernama Roda Gila yang finish di podium juara 3 walaupun sebenarnya kondisi bulunya belum begitu rapi alias belum beres mabung.

Yanto-Slamet Motor dari SJM SF Kendal orbitkan kualitas dahsyat Galaxy

Sementara dikelas utama murai batu Prambanan nama Galaxy polesan tangan dingin Yanto/Slamet Motor dari tim SJM SF lah yang sukses tampil merajai sebagai yang terbaik untuk menyempurnakan torehan stabil prestasi-prestasi sebelumnya dalam kurun waktu sebulan terakhir ini selalu finish di puncak podium. “ Burung masih muda baru 2 kali mabung, dia adik dari Kaisar yang dulu di take over rekan kicaumania Semarang dengan mahar yang cukup fantastis meskipun posisinya baru mabung saat itu. Ya dalam sebulan ini Galaxy stabil di podium juara bahkan sempat 2 kali double winner berturut-turut,” ujar pemilik bengkel otomotif dibilangan wilayah kota Kendal ini.

Helium milik Firman-Mushroom Squad sabet double winner

Helium milik Firman pengusung bendera Mushroom Squad masih terlalu tangguh dipertarungan kelas lovebird Road To Piala Candi Prambanan kali ini, dimana namanya mutlak 2 kali menempati podium juara terbaik sebagai double winner. Meskipun kandidat-kandidat kontestan yang turun juga merupakan jawara tangguh, Helium masih terlalu tangguh untuk di lawan.

Warming Up Paku Alam milik H.Arief KFM SF Semarang raih nyeri runner up

Sempat beberapa waktu tidak terdengar namanya, siang ini di perform perdananya kehebatan aksi Paku Alam milik H. Arief KFM SF Semarang langsung sukses merepotkan pertarungan. Meskipun Dewi Fortuna belum 100 persen memihak, 2 kali menempati podium runner up sudah cukup mencuri perhatian penonton yang menyimak aksinya untuk menobatkannya sebagai bintang lapangannya hari itu. “ Kebetulan saya baru sibuk-sibuknya di pekerjaan jadi cukup lama off dari lomba burung, dan baru hari ini bisa silaturahmi  lagi sama temen-temen kicaumania. Alhamdulillah dapet point walaupun tipis sekali selisih koncer benderanya tadi sama yang juara 1, podium juara 2 tetap bersyukur dan cukup lah untuk pemanasan Paku Alam yang sudah lama tidak naik gantangan,” ungkap H. Arief.

Silaturahmi Kacer Mania Pekalongan, Panglima nyaris double winner

Keseruan pertarungan dikelas kacer juga dimeriahkan oleh tim Kacer Mania Pekalongan lewat sederet amunisi yang diusung. Diantaranya adalah Panglima besutan H. Doel Baset yang kali ini nyaris sukses menyabet podium double winner. Turun disesi kacer Alas Roban lewat aksi roll tancep bongkar materi lagu kasar yang dominan dengan volume keras, Panglima sukses dihadiahi koncer juara 2 dan kembali ngotot di putaran keduanya untuk dapat memimpin mutlak peraihan bendera A disesi kacer Irmaga.

“ Terimakasih atas partisipasi dan dukungan dari seluruh rekan-rekan kicaumania yang sudah hadir di gelaran kami hari ini, kami memohon maaf apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan. Tetap jaga kesehatan ditengah Pandemi ini dengan selalu mematuhi prokes, sampai jumpa di gelaran lomba selanjutnya,” tutup Hadi ARBC mewakili seluruh jajaran panitia. (kiky)