Media BnR – Kacang tak boleh lupa akan kulitnya, dimana kita berpijak dan dimana kita mengawali sebuah cerita panjang dari bagian hidup sebuah karier yang terus beranjak tahun demi tahun dengan warna yang berbeda-beda, Ungkapan kalimat diatas sangatlah cocok untuk sebuah gelaran bertajuk Reuni juri Maleber BC. EO yang satu ini mempunyai sejarah panjang khususnya bagi para juri-juri yang pernah bertugas dilapangan ini, bukan hanya sebagai tempat belajar saja namun tempat ini jadi salah satu barometer para kicaumania untuk bersaing mengadu kualitas amunisinya.

Awalnya gantangan ini hanya menggunakan tiang-tiang bambu seadanya hingga akhirnya mengalami renovasi yang sangat panjang dan berdiri kokoh dengan konstruksi baja ringgannya yang saat itu masih berada di Villa 555 Maleber. Terkenal dengan istilah Nerakanya kicaumania ya ditempat ini, karena sehebat apapun amunisi yang dimiliki belum tentu bisa tampil maksimal ditempat ini dengan alasan karena suhu udara yang sangat ekstrim juga super dingin di area gantangan tersebut akan mengajak kita seperti berada ditengah-tengah stadion Sansiro Italia.

Iwan MBC atau lebih dikenal dengan nama Iwan Bapank berhasil mengumpulkan kembali para juri-juri yang pernah bertugas ditempat ini bertujuan untuk temu kangen dan mempererat ikatan silaturahmi yang tidak akan pernah putus diantara sesama juri meskipun rata-rata sudah aktif di EO yang berbeda. Gelaran lomba ini pun berhasil banyak menyita perhatian dari para kicaumania untuk datang digelaran ini yang mana sekarang berada di Villa 27.

Aura sengit terjadi dikelas utama yaitu kelas Reuni dengan tiket sebesar 150 ribu rupiah, amunisi besutan Dadakan SF milik Jajat yang diberi nama Pitung mampu melibas habis para rivalnya. Performanya sangat sempurna dengan irama lagu, isian hingga tembakan terus dilancarkan selama sesi berlangsung. Mutlak meraih juara 1 dikelas reuni didukung dengan volume yang tembus juga memiliki mental tempur tanpa terpengaruh dengan sekitarnya. (RD)

Iwan MBC dan Ayi

Suasana Dikelas Utama

Dadakan SF Jawara Murai Batu