Sarasehan BnR Community Bersama Kicaumania YogyakartaYogyakarta (BnR) – Apakah lomba 1 Juni nanti bisa berjalan lancar, tidak ada teriakan pemain dan tidak ada sikap saling menunggu dalam menggantang? Adalah 2 pertanyaan yang penting yang terlontar disela-sela jamuan makan bersama panitia Road to PresCup III Jogja dan Bang Boy. “Bagi kicaumania di wilayah Blok Barat, Kalimantan dan Sumatera mungkin pertanyaan ini kurang begitu penting diajukan, tetapi bagi kami selaku panitia lomba hal ini menjadi penting. Selain karena BnR Community lama tidak bikin gawe di Jogja, juga karena pemain merasa tempelan non-teriak dan pakai bendera start di brosur hanya slogan semata tanpa pernah diterapkan secara tegas di lapangan. Kita kuatir sikap ini dibawa-bawa ke lomba BnR Community yang dikenal tegas dalam menjalankan peraturan,” jelas Mr. Atjeh selaku ketua pelaksana.

“Sepertinya kicaumania Blok Tengah sedang butuh pencerahan. Oke!!! Sebelum lomba, Sabtu kita adakan Sarasehan. Kita tegaskan lagi apa itu BnR Community. Dari A sampai Z nanti kita jelaskan,” ucap Bang Boy mantap. Teryata benar kekuatiran panitia, kicaumania yang datang saat sarasehan memberikan penilaian yang sama tentang lomba yagn terjadi di Blok Tengah. “Saya pesimis lomba a non-teriak bisa diterapkan pada gelaran besok. Yang ada-ada, lomba dibilang non-teriak malah biasanya penonton semakin menjadi-jadi teriakan,” cetus Agus Supra, salah satu peserta sarasehan.

Suasana Sarasehan. Cair dan Penuh Canda Tawa.

Suasana Sarasehan.

“Sukses tidak suatu gelaran itu tergantung pemain kok. Kalau pemain mau mentaati aturan yang sudah ditetapkan panitia, Insya Allah lomba akan berjalan lancar. Sebenarnya, peserta yang teriak di lomba itu mencederai diri sendiri. Teriakan peserta yang bikin gaduh suasana lomba malah memberi kesempatan kepada juri untuk bermain. Jadi rugi itu peserta yang datang ke lomba malah teriak-teriak. Kalau memang ingin protes karena kinerja burung kurang kepantau, ada forumnya. Di lomba BnR, peserta yang merasa juri tidak fair dalam menilai boleh kok masuk lapangan dan untuk memantau dan membandingkan kinerja jagoannya dengan punya orang lain,” jelas Bang Boy. “Asal saat di dalam tidak mempengaruhi kerja juri dan panitia,” imbuhnya.

“Beberapa EO menilai cucak hijau itu berdasarkan jambul dan menilai pentet berdasarkan penampilannya yang nagen. Kalau di BnR sendiri, penilaiannya seperti apa Bang,” tanya Sapta. “BnR Community selalu berpatokan pada konsep lomba burung itu sendiri. Namanya saja sudah lomba burung berkicau. Jadi yang menjadi parameter kita dalam menilai adalah kicauannya bukan gaya burung per burung. Gaya itu penting tapi bukan yang utama,” papar Bang Boy. “Bila ada burung yang kebetulan sama-sama tampil bagus dari segi kicauannya, maka gaya menjadi aspek penambah penilaian dalam memutuskan sang juara,” jelas Dian Toto menambahkan.

“Semoga rasa penasaran teman-teman kicaumania bisa berkurang dengan jawaban langsung dari Bang Boy dan BnR Community dan semakin optimis untuk berlomba di gelaran besok pagi,” pungkas Om Irvan Sadewa selaku moderator Sarasehan dan Silaturahmi Kicaumania Yogyakarta Bersama Bang Boy. [Kdr.Jtyk]