GPFF Pekalongan

Soft Launching GMM (GPFF Murai Mania) Disambut Positif Kicaumania Pekalongan & Lintas Kota

Panitia & Juri GPFF kontribusi gelaran fairplay lewat konsep kemasan GMM

Media BnR – Sabtu (18/02/2023). Berlomba-lomba berinovasi dengan berbagai sistem ataupun konsep demi dapat memberikan sebuah persembahan kemasan yang terbaik untuk kicaumania, sejatinya merupakan tujuan utama bagi semua EO penyelenggara. Tak urungnya GPFF ENTERPRISE di lokasi Lapangan Tirto sebagai salah satu panitia penyelenggara dibilangan wilayah kota Pekalongan yang sigap mengevaluasi kemasannya, dan seiring berjalannya waktu semakin kuat mendapat kepercayaan dari kicaumania.

Arena GMM (GPFF Murai Mania) diminati & disukseskan kicamania lintas kota

Lahir dari keprihatinan dan minimnya kepercayaan kicaumania terhadap penjurian lomba di Pekalongan, GPFF ENTERPRISE meluncurkan konsep GMM (GPFF Murai Mania) yang diotaki oleh Tavin Juang Putra. Mengusung nama EO sendiri dengan skup yang kecil lebih dahulu untuk bisa menebarkan dampak positif khususnya bagi kicaumania Pekalongan dan dengan harapan besar kedepannya nanti dapat mendunia. Walaupun diwal banyak yang meragukan, mencibir dan memandang sebelah mata, di event Soft Launching GMM pada Sabtu (18/02/23) ini sebagian besar kicaumania dari kota Pekalongan sendiri ataupun lintas kota lainnya bisa menerima konsep ini dengan baik.

Tidak menganak emaskan kelas burung murai batu dan cucak hijau saja yang saat ini sedang in, GMM juga menerapkan konsep gantangan 16G dan 24G untuk kelas burung lainnya, dimana penilaiannya diadopsi dari sistem ajuan atau rekap terbuka dari berbagai EO yang tentunya telah disaring panitia untuk disesuaikan dengan kemampuan dan SDM tim juri GPFF ENTERPRISE. Event GMM hari ini menjadi pembuktian ketiga dari event-event sebelumnya di Mega Latpres GPFF bulan November sebagai ajang perdana dan di ajang keduanya Gebyar Akhir Tahun GPFF bulan Desember lalu. Yang menarik di sini, setiap gelaran yang digagas GPFF ENTERPRISE selalu diminati kicaumania, tak hanya perhatian yang full tercurah dari kota Pekalongan sendiri tetapi banyak juga dari kota-kota sekitar.

Tavin selaku salah satu penggagas ide di tim GPFF untuk merealisasikan konsep GMM Pekalongan

Bahkan untuk event sebelumnya dan GMM ini sejak jauh-jauh hari sudah habis terpesan dan panitia didesak untuk membuka kelas lagi di sesi 16G dan 24G. Untuk hari memang tidak diposisikan dihari Minggu, hal ini dikarenakan jadwal latber GPFF rutin terlaksana dihari Sabtu dan untuk latpres bulanan atau event lomba jatuh dihari Sabtu Kliwon. Jadi untuk tetap menghormati jadwal gelaran EO lainnya, GPFF tetap konsekuen menempatkan event-eventnya dihari Sabtu. Seperti halnya GMM yang juga termasuk rangkaian agenda latpres/lomba yang terposisi dihari Sabtu Kliwon.

“ Alhamdulillah, konsep gantangan 16G dan 24G dengan sistem penilaian rekap/ajuan terbuka sudah berhasil kami terapkan di sini dan sangat baik diterima oleh teman-teman kicaumania Pekalongan dan sekitarnya walaupun masih banyak terdapat evaluasi terkait langkah juri, ajuan, serta eksekusi nominasi ataupun koncer. Tentunya kami tidak lalu berpuas diri atas keberhasilan ini, kritik dan saran dari teman-teman kicaumania yang sudah kami terima sangatlah penting, dan kedepan kami siap berbenah untuk kemajuan di event-event berikutnya. Terimakasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan untuk teman-teman kicaumania semua yang telah banyak mencurahkan perhatiannya disetiap event GPFF, mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan ataupun kesalahan,” ungkap Tavin Juang Putra mewakili GPFF ENTERPRISE.

Silaturahmi AB Galeh BF usung Raja Tega dengan settingan apa adanya tetap eksis di podium

Crew AB Galeh BF yang dimeriahkan juga oleh Bambang AB Galeh sang punggawa turut hadir ditengah-tengah gelaran yang terselenggara di kota sendiri ini mengusung beberapa koleksi amunisinya dikelas murai batu. Diantaranya adalah Raja Tega yang berhasil mengukir prestasi sebagai juara 2 dan 4 meskipun tanpa persiapan dan settingan apa adanya dadakan di lapangan. “ Sak candake mangkat, penting teko guyub,” ujarnya dengan logat bahasa jawa khas Pekalongan yang artinya sedapatnya (apa adanya kondisi) burung dibawa, yang penting hadir dan silaturahmi.

Naseh & Elgio sukses kawal kemenangan Konta Wijaya

Naseh dan Elgio Pekalongan juga hadir menurunkan salah satu amunisi kawalannya dikelas cucak hijau, yakni Konta Wijaya yang meskipun datang terlambat masih kebagian satu sesi dan bahkan berhasil menjadi jawara dikelas tersebut. Seakan tak mau mensia-siakan kesempatan emas ini, Konta Wijaya langsung all out mempertontonkan aksi terbaiknya lewat paparan aksi jamtrok dan aktif bongkar materi lagu tembakan panjang-panjang. (kiky)

Danies Murai Pekalongan andalkan kualitas Dewi Lanjar

Kirana besutan Tri Pekalongan cetak double winner

Perkoro besutan Tohar RDN sabet double winner