Kunyuk

Mediabnr – Kunyuk, melakukan aneka perubahan dalam pertandingannya. Ia memberitakan tentang kualitas dengan irama lagu yang kemas, ganas, tajam dan panjang. Ia lahir di tengah kebangkitan dunia ngekek, menuju perkembangan yang sedang berubah dan terus berubah.

Kunyuk, seekor burung lovebird yang mempunyai bahasa cinta yang bisa dimengerti. Dalam perjalanan waktu kala itu, ia menjadi semacam fanatisme, panutan sekaligus perekat, yang tak tersadari menjadi ikatan yang menyatukan pemain dan penggemar lovebird. Kehadirannya telah menjadi motivator, sekaligus daftar harapan di dunia lovebird. Bisa dibilang menjadi simbol waktu yang berjalan, simbol pemersatu, juga simbol identitas.

Berkali-kali, Kunyuk, selalu memberikan semangat bagi yang menontonnya, entah sang empunya, supporter ataupun yang secara langsung menontonnya. Adegannya di lapangan selalu menyuguhkan cerita, antara pahit atau manis. Tetapi semangatnya tak tersadari telah menjadi spirit tersendiri, aksinya telah menyatukan perbedaan. Benang merahnya, bahwa hidup damai di tengah perbedaan, tentu lebih baik ketimbang memelihara permusuhan.

Dunia ngekek hari ini adalah dunia yang tiap sentimeter sejarahnya dibangun di atas pertentangan dan pergulatan. Ada idealisme dan optimisme di situ, mungkin spirit Kunyuk,bisa menjadi obat penawarnya. Bahwa dulu ada lovebird dari Lembang bernama Kunyuk, yang telah menghipnotis sekaligus menyatukan antara idealisme dan optimisme, menjadi suatu kekuatan bersama.
Kunyuk lahir 21-03-2013 dan berpulang tepat di usianya yang menginjak enam tahun 22-03-2019. Perjalanan hidup Kunyuk yang seru, penuh warna sungguh tidak percuma. Selamat jalan Kunyuk.(Ricky)