Diskusi Penyelenggara EO Bersama Daniel Johan, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

Mediabnr – Ketua DPP PKB Daniel Johan akan mendorong kontes burung kicau menjadi Cabang Olahraga yang diakui Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan bisa diperlombakan dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON).

Hal itu disampaikan Daniel dalam diskusi bersama para pendiri Kicau Mania, Sabtu (15 Oktober 2021), di Jakarta.

Menurut Daniel, kontes burung kicau bisa dikategorikan olahraga. Karena membutuhkan banyak gerakan, dan perlu strategi dan latihan intensif.

“Sebetulnya, kategorisasi cabang olahraga adalah dialektika yang hampir abadi. Permainan kartu Bridge, catur, sampai e-sport itu kan masih debateble juga. Semua itu awalnya adalah sebuah permainan, hobi, yanh kita semua tahu, minim gerakan. Tapi karena dianggap membutuhkan strategi khusus kemudian masuk dalam olahraga otak. Nah dalam kontes burung kicau, gerak strategi dan latihannya malah lebih banyak dibanding permainan bridge, catur maupun e-sport,” papar Daniel.

Daniel yakin, jika kontes burung diakui sebagai olahraga, akan membawa multiplier effect yang positif. Di antaranya menambah semangat para kicau mania untuk menjaga kebugaran, melatih strategi serta ketekunan para kicau mania. “Belum lagi dari sisi ekonomi. Saat ini saja, burung kicau telah menjadi sektor riil yang menghidupi basis ekonomi rakyat. Boleh dikata, kicau mania sudah tumbuh menjadi industri kerakyatan yang nyata. Mulai dari penangkaran, pakan, kandang, hingga event-event pertandingan yang faktanya lebih besar dari banyak cabang olahraga. Lerputaran ekonominya mencapai 7 triliun lebih per tahun,” tandasnya.

Daniel Johan dari Komisi IV DPR RI

Sementara salah satu pendiri komunitas kicau mania  dalam diskusi tersebut, pertanyakan kesan ketidak pedulian pemerintah terhadap para pelaku dan pecinta kicau mania.

“Kenapa pencinta burung kicaumania hanya dilihat sebagai hobi saja oleh pemerintah. Padahal potensi ekonomi dan penguatan komunitasnya sangat positif. Tapi saat ini kami menghadapi sejumlah kesulitan-kesulitan baik dari BKSDA maupun karantina yang terlalu banyak aturan dan menghambat tumbuhnya industri ini. Kami juga berharap, mereka pemerintah mempermudah upaya ekspor burung kicau. Bayangkan kalau sekarang perputaran domestik dalam negeri saja mencapai Rp 7 triliun per tahun, bagaimana kalau eksportnya dibuka?” imbuhnya.

Daniel mengakui, saat ini sebetulnya permintaan ekspor sangat banyak dan bisa berkali-kali lipat nilainya. Sayangnya, sampai sekarang mereka kesulitan untuk memenuhi permintaan ekspor akibat kebijakan-kebijakan yang kurang pro terhadap penguatan potensi kerakyatan,” tandasnya.

Diskusi tersebut, dihadiri oleh para pendiri kicaumania, ada Bang Boy BNR, Kadafi, Opik, Iwan Sofyan NZR, Samsul PBI, Jhon JBS, Sofyan Radjawali, Iwan Oriq, Antho JIP dan Arie. (red)