Semakin pesatnya perkembangan dunia burung berkicau, membuat masyarakat tidak menutup mata untuk menjadi peternak jangkrik. Hal ini juga dipacu akan permintaan para kicaumania yang meningkat dari sebelumnya. Sebab, jangkrik kita ketahui merupakan pakan extra fooding (EF) wajib untuk beberapa jenis burung petarung dalam lomba.

(Foto: jangkrikbreeding.com)

(Foto: jangkrikbreeding.com)

Disaat ini, perubahan iklim yang terjadi hampir di seluruh nusantara, membuat peternak jangkrik mengeluh. Salah satunya seorang peternak jangkrik dari Bogor, Yanto Jangkrik. “Hal ini disebabkan susahnya untuk peneloran bibit dalam kondisi kemarau. Indukan jangkrik yang biasa didapatkan dari Tasikmalaya juga mengalami hal yang sama,” ujarnya.

Kelangkaan jangkrik juga mulai dirasakan sebagian kicaumania Jabodetabek dan sekitarnya, “Yang biasa harga berkisar Rp 40.000 – Rp 50.000 /kg, dengan kondisi sekarang bisa menembus sampai harga Rp 60.000 – Rp.100.000 /kg,” ujar salah seorang kicaumania.

(Foto: jalanmenujusukses.blogspot.com)

(Foto: jalanmenujusukses.blogspot.com)

Oleh karena itu kita berharap ada pihak yang dapat memberi penyuluhan serta dukungannya mengenai pembudidayaan bagi peternak jangkrik, agar ke depannya apabila terjadi akibat perubahan geografis dapat ditanggulangi secara bersama. (Imul)