Dok Facebook

Mediabnr – Lomba burung berkicau yang sejatinya menjadi sarana hiburan dan silaturahmi mulai melenceng dari jalurnya. Fakta ini mulai terlihat dibeberapa lomba besar akhir – akhir ini. Ironisnya yang menjadi biang keroknya selama ini ialah kicaumania yang melabeli dirinya sebagai kicaumania papan atas atau senior di perburungan. Bagaimana menurut kicaumania akar rumput dan para tokoh perburungan?

Fenomena ini banyak yang menanggapi beragam, namun rata – rata mereka mendukung tindakan tegas para EO untuk mem-blacklist kicaumania yang arogan tersebut. Salah satunya,  Payjo yang dikenal sebagai pemain Pleci di wilayah Bekasi. Menurutnya perlu ada tindakan tegas dari panitia, jika sudah terjadi berulang – ulang. “Black list saja demi kebaikan bersama,” celetuknya.

Senada dengan Payjo, Akdiatmojo salah satu tokoh muda dan sekaligus pemerhati dunia burung dan penangkaran juga mendukung tindakan tegas, bahkan menunggu realisasinya. “Dunia burung di Indonesia sudah menjadi sorotan dunia (IUCN) khususnya tentang bird song, maka dari itu, kita harus jaga bersama jangan sampai demi gengsi dan bakulan, dirusak oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab,” terang Akdiatmojo dengan nada geram. Ia pun mendukung langkah para EO untuk menindak tegas, bila perlu black list saja. “Black List saja biar ada efek jera,” imbuhnya.

Menanggapi masukan dari beberapa pemain akar rumput dan para tokoh burung, H. Aris selaku ketua BnR Jabodekasi akan menindaklanjuti rekomendasi masukan dari para kicaumania. “Kita tampung semua, baik yang pro maupun yang kontra. Intinya BnR akan menindak tegas oknum – oknum yang suka bersikap arogan demi burungnya menang, khususnya di wilayah Jabodekasi, bila perlu kita Black List supaya main di latberan saja,” tegas H. Aris Margono. *(Red)