Jelang Event Sumpah Pemudah Cup I yang akan berlangsung di Lapangan Banteng, Minggu (26/10/2014), ada kabar yang akan disampaikan oleh Kang Pian sebagai Ketua Pelaksana Sumpah Pemuda Cup I, bahwapada setiap kelas Murai Batu dan Lovebird, kontestan yang meraih juara pertama akan mendapatkan hadiah bonus tambahan sebesar Rp 500.000,- bila menggunakan ring bebas. “Catatannya: ini berlaku untuk semua ring penangkaran murai batu dan lovebird, jadi bukan ring BnR saja,” tegas Kang Pian.

Asen helmet (Foto: MediaBnR.com)

Asen helmet (Foto: MediaBnR.com)

Sementara Asen Helmet selaku Ketua BnR Community menambahkan bahwa pemberian bonus tambah bagi kontestan murai batu dan lovebird di event Sumpah Pemuda Cup I merupakan sebagai salah satu bentuk sosialisasi program ring BnR Community yang dicanangkan oleh Badan Konservasi Dunia dan Kemenhut sebagai upaya pelestarian. “Diadakannya Ring BnR Community bertujuan untuk mengajak seluruh kicaumania untuk memiliki burung lomba hasil penangkaran dan memberi motivasi untuk melakukan kegiatan penangkaran,” tambah Asen Helmet.

Kang Pian (Foto: Dok. mediaBnR.com)

Kang Pian (Foto: Dok. mediaBnR.com)

Sementara itu menurut Kang Pian bahwa BnR sudah berupaya untuk memberikan motivasi kegiatan penangkaran burung sesuai anjuran Badan Konservasi Dunia, antara lain dengan menjadikan murai batu ring sebagai kelas utama yang paling bergengsi dengan memberikan hadiah besar dalam lomba Presiden Cup 3 di Senayan.

Kang Pian yang juga selaku Ketua Divisi Konservasi Yayasan BnR menambahkan bahwa Badan Konservasi Dunia sudah memberikan anjuran bahwa Indonesia harus melakukan kegiatan penangkaran. Anjuran untuk melakukan gerakan pendataan akan berlaku selama tiga tahun dan BnR Community sebagai wadah untuk menjembatani program tersebut.

“Jika hal ini tidak dilaksanakan maka kita akan mendapatkan surat teguran dari badan konservasi tersebut. kemudian jika dalam masa teguran kegiatan penangkaran tidak juga dilakukan, maka beberapa kegiatan yang bisa mengancam kelestarian satwa burung akan dilarang, termasuk kegiatan lomba burung,” tukas Kang Pian.

Pada Tahun 2006, Badan Konservasi Dunia memang pernah menugaskan Oxford University untuk menelity kondisi satwa burung di Indonesia. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa salah satu penyebab kurangnya jumlah satwa burung di Indonesia adalah adanya kegiatan lomba burung berkicau. Hal ini menjadi sorotan Badan Konservasi Dunia untuk menetapkan langkah-langkah yang penting untuk menjaga kelestarian satwa burung di Indonesia. (Julius)