Semarang (MediaBnR.Com) – Festival Perkutut Rakyat ke-2 yang diadakan oleh Komunitas Penggemar Perkutut Klangenan (KP2K) di lapangan Perkutut & Derkuku Ketileng, Semarang, Jawa Tengah berjalan sanggat meriah. Lomba yang ditujukan bagi kalangan penggemar perkutut rumahan ini sukses dihadiri banyak peserta, hal ini tidak lepas dari suasana lomba yang nyaman penuh kekeluargaan. Tidak adanya teriakan-teriakan peserta benar-benar menginggatkan suasana lomba sejuk, seperti yang sering kita lihat di negara tetangga Thailand.

(Foto: Dok. MediaBnR.com)

(Foto: Dok. MediaBnR.com)

Panitia sendiri memang tengah berjuang mengubah image (citra) kalau lomba perkutut dari ‘berisik’ menjadi lomba yang nyaman. Dan untuk mewujudkan lomba yang nyaman tadi

Panitia Menyediakan Cemilan Untuk Peserta (Foto: Anang/MediaBnR.com)

Panitia Menyediakan Cemilan Untuk Peserta (Foto: Anang/MediaBnR.com)

berupa pohong rebus, kacang, dan telo godog, plus teh hangat. Tak ketinggalan kopi yang semuanya bisa dimakan oleh siapapun yang datang secara gratis, “Jadi dari pada teriak, lebih baik ngobrol sambil ngemil,” jelas Nizar, salah satu panitia lomba. Kondisi lomba yang nyaman dan tenang memang sesuai dengan tagline yang di usung KP2K yaitu “nikmati angunggan bukan teriakan.”

Kenyamanan berlomba dirasakan betul oleh peserta yang datang seperti yang di ungkapan Mr Pujiono, bahwa suasana lomba yang seperti inilah yang dirinya harapkan, jauh dari kebisingkan teriakan. “Jadi kita bisa ngobrol kongkow menikmati anggungan perkutut, bukan ‘gemboran’ orang,” katanya.

Hal senanda juga disampaikan oleh Mr Sony, sebagai pemula masih banyak yang harus dipelajari dengan suara perkutut. “Bagaimana kita bisa belajar yang mana suara perkutut bagus, atau tidak kalau suara perkutut yang digantang kalah nyaring oleh teriakan peserta,” ungkapnya. Untuk itulah Mr Sony berharap ke depan panitia bisa mencari solusi dari persoalan ini.

Pada lomba kali ini terjadi pemecahan rekor baru perkutut dengan bunyi terbanyak. Kalau pada lomba sebelumnya si Bedjo, juara kelas nusantara gacor sebanyak 112 kali, ini rekornya dipatahkan oleh burung bernama Siranda, yang mampu manggung sebanyak 151 kali dalam tempo 30 menit. Burung milik kuswandi Jakarta ini tidak hanya sukses memecahkan rekor, tapi juga sukses membawa pulang hadiah dari panitia berupa sangkar dan uang buat beli jamu gacor sebessar 500 ribu rupiah.

(Foto: Dok. MediaBnR.com)

(Foto: Dok. MediaBnR.com)

Adapun posisi ke-2 diraih Abdi Dalem, jagoan gacor milik Lulut Kendal, sedangkan posisi ke-3 juga disabet jagoan milik Kuswandi yang bermana Reservoir.

Di Kelas Nusantara (kutut lokal dan warna) terjadi persaingan sengit antara Bedjo dan Cleopatra. Bedjo sendiri merupakan juara bertahan pada even sebelumnya, namun pada lomba kali ini Cleopatra mampu membuat revans (balas dendam) atas kekalahannya terdahulu. Mbah Supandi sendiri merasa kecewa karena kelalaiannya memandikan si Bedjo berujung kekalahan jagoanya .

(Foto: Dok. MediaBnR.com)

(Foto: Dok. MediaBnR.com)

Kemenangan Siranda mengilhami Kuswandi untuk membuat lomba sejenis di tempat tinggalnya di Tangerang, “Dan ini sudah saya bicarakan dengan beberapa rekan agar di Tangerang, juga membuat lomba adu gacor,” tukas Kuswandi. Lebih lanjut menurutnya, lomba perkutut kelas rakyat ini tidak hanya sebatas lomba yang menargetkan menang di akhir perlombaan, “Namun sebaliknya, kalau kita cermati kegiatan ini bisa mendorong terjadinya perputaran ekonomi kerakyatan di level bawah. Karena sifatnya positif, maka saya dan teman teman penghobi perkutut di Tangerang Insya Allah memastikan akan adakan ini di Tangerang. Semuanya tinggal nunggu waktu saja, jadi siapkan perkutut gacor rekan-rekan dari sekarang,” jelas Kuswandi.

Sukses dua kali membuat lomba perkutut klangenan, KP2K berencana membuat program lomba perkutut adu gacor ini lebih terjadwal dan atas izin pemilik lahan, Dokter Hartono, maka kegiatan festival perkutut rakyat ini akan didakan secara berkala pada minggu ke-2 setiap bulannya.

Selain membuat acara lomba KP2K juga membuat program perkutut pro rakyat lainnya, seperti bursa perkutut, dan untuk acara bursanya rencana diadakan setiap Minggu di lapangan Perkutut Ketileng dan setiap Sabtu di jalan Diponegoro depan Resorvair Siranda, “Jadi mari kita ikut menyukseskan seluruh gelaran lomba perkutut rakyat. Dengan begitu hobi perkutut bisa terus mendunia, kalau perlu hingga sampai luar angkasa, harap Masabi utama selaku penggerak KP2K. (Anang/Red)