Foto Ilustrasi Release
 

MediaBnR – Seorang pendaki Gunung senior mengajak kedua juniornya si A dan B, untuk mendaki Gunung tertinggi dengan jalur yang panjang dan berat. Dalam perjalanannya si senior tanpa kendala berarti dengan mudah melahap rute yang telah dikuasainya, tanpa memikirkan betapa susahnya kedua juniornya berjibaku mengikuti langkahnya. Saat sudah mencapai puncak tertinggi, sang senior dengan bangga menceritakan kepada juniornya, bahwa untuk kesekian kalinya dia menapakan kakinya di puncak tersebut. Meski disaat bercerita, terlihat nafasnya tersengal-sengal, yang menandakan bahwa dia juga harus berjuang untuk mencapai puncak tertinggi. Rasa bangga yang menyeruak dalam dirinya, menjadi kesuksesan dan kepuasan tersendiri baginya.

Berbeda dengan kedua juniornya. Junior A sangat puas karena rasa keinginannya untuk berdiri di puncak Gunung tertinggi sudah terpenuhi. Ini merupakan pengalaman pertamanya, perjalanan ini sudah memenuhi harapan dan kepuasannya. Puas menurutnya bisa berdiri di puncak tertinggi, sambil memandang kebawah dan berkata, “Saya pernah disana dan sekarang berdiri diatas.” Sama halnya dengan Junior B, ini merupakan pengalaman pertamanya. Junior B merasa telah meraih sukses dengan menginjakan kakinya di puncak tersebut. Sukses menurutnya berdiri kokoh di puncak tertinggi, serta menikmati hasil dari apa yang telah dilaluinya.

Esensi yang didapat dari si A dan B sangat berlainan meski bermakna sama. Eksistensi terhadap sesuatu yang telah memenuhi harapan, membuat pandangan keduanya berbeda.Tetapi keduanya tetap bersahabat walau isi pikiran berlainan, tujuannya tetap sama menikmati hasil dari perjalanannya. Sama halnya dengan dunia kicauan, pemikiran, pemahaman, pengetahuan dan sudut pandang yang berlainan, menciptakan esensi yang berkembang.Tetapi esensi tidak akan lahir, kalau eksistensinya juga tidak ada. Bergesernya arti dari perlombaan kontes kicauan, hampir semua orang lupa mengartikannya. Adu gengsi dan status, mengiringi gejolak perjalanannya. Intriknya mengalahkan kemerduan suara kicauannya.Imbasnya benang persahabatan menjadi luntur, tujuannya sama adu kicauan tetapi hasilnya berbeda.

Pesan moral dari persahabatan junior A dan B, memberikan makna bahwa sekecil apapun nilai kepuasan dan kesuksesan, apabila ternikmati serta bisa merasakannya, akan memberikan kebahagian dan kepuasan. Sukses bukan milik seseorang atau satu orang, tetapi sukses akan lebih dimilikioleh orang yang menghargai apa yang telah dikerjakannya.Mari jadikan dunia burung ini tetap dalam koridor persahabatan. Kembalikan nilai-nilai silaturahmi menjunjung tinggi sportivitas.Dunia burung bertambah tua, tapi tidak bertambah dewasa. CUKUP,,, ANTARA KEPUASAN DAN KESUKSESAN. (Red)