Mediabnr – Di kalangan kicaumania Jabodetabek, nama perkumpulan pehobi burung berkicau Aa Aa BC yang didirikan 5 tahun lalu di bawah komando duo bersaudara H Aris dan H Awid ini, di kenal sebagai tim yang solid. Tak hanya solid, Aa Aa BC pun cukup disegani di kawasan Jabodetabek, lantaran memiliki skuad burung jawara yang mumpuni, antara lain sebut saja; Ki Rekso Truno dan Raden Tompel (murai batu ekor hitam), Roro Jonggrang, Rondo Kuning, Roro Gendis (lovebird), Raden Wijaya dan Trompet Sakti (kacer), Ciung Wanara dan Raden Pandawa (kenari), serta Raden Cengo dan Raden Cengho (cucak hijau).
Penangkaran Aa Aa BC Bird Farm, kata Haji Aris, ada di dua lokasi, yakni di Jakarta—di Jalan Pangkalan Jati 4 No 65 A dan di rumah orang tuanya di Bojonegoro, Jawa Timur. “Untuk lovebird, saya punya 20 pasang indukan di Jakarta dan 40 pasang di Bojonegoro. Sementara untuk murai hanya ada di Bojonegoro dengan 10 pasang indukan,” paparnya.
Menurut H Aris, saat ini dengan berbasis indukan trah jawara, per bulannya ia bisa menghasilkan 15 sampai 40 anakan. “Mengandalkan indukan trah jawara, anakan lovebirdsaya jual dengan harga Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta per ekornya. Dan ternyata hasil anakan Aa Aa BC datang dari berbagai daerah di Indonesia,” jelas H Aris
Sementara untuk murai, lanjut H Aris, dengan 10 indukan trah jawara. Setiap bulannya Aa Aa BC Bird Farm bisa menghasilkan anakan 10-12 ekor per bulannya. “Saya menyilangkan Indukan Borneo dan Medan (Bordan). Setiap satu ekor anakan Bordan hasil produksi penangkaran saya jual dengan harga Rp 2,5 – Rp 3 juta. Sementara hasil silang Indukan medan dan nias (Balak Enam) saya jual Rp 3,5 juta per ekor. Karena mengandalkan indukan trah jawara lomba, peminatnya cukup banyak bahkan terkadang dari mereka sampai ada yang mau indent,” jelas H Aris.