Yogyakarta (MediaBnR.Com) – 10 atau 5 tahun lalu, nama Putro Mataram sebagai EO lomba burung berkicau yang rutin mengadakan latihan dan lomba di Pasar Burung Singosaren Yogyakarta begitu kesohor. Namun seiring bermunculannya EO baru, nama Putro Mataram seolah meredup.

Suasana Lomba di Arena Latihan Putro Mataram Singosaren Yogyakarta (Foto: Dok. MediabnR.com)

Suasana Lomba di Arena Latihan Putro Mataram Singosaren Yogyakarta (Foto: Dok. MediabnR.com)

“Kita-kita memang sudah tua. Saatnya anak muda yang mengawal. Mereka lebih kreatif dan lebih fleksibel dengan keinginan para kicaumania yang sekarang notabenenya banyak diisi wajah-wajah baru. Oleh karena itu, hari ini kita sengaja menurunkan juri-juri muda sebagai pengadil di lapangan dibantu seniornya Eko dan Pandu selaku korlap,” ungkap Bowo Singosaren saat mengawal Latpres Putro Mataram Singosaren pada Kamis (18/12) lalu. “Selain itu, hadiah bagi para juara tidak hanya uang pembinaan dan sertifikat tetapi kita berikan juga trophy. Alhamdulilah, Putro Mataram sekarang mulai diminati lagi,” imbuhnya lagi.

Miroso & LB Arya, Makin Berbahaya (Foto: Dok. MediabnR.com)

Miroso & LB Arya, Makin Berbahaya (Foto: Dok. MediabnR.com)

Dari 12 kelas yang dilombakan, Kelas Kenari dan Lovebird menjadi penyumbang peserta terbanyak. Di Kelas Lovebird jawara diraih oleh Arya milik Miroso Sleman dan Dewi Bulan milik Refan/Andri dari Kurawa BC.

Adapun juara Kelas Kenari direbut oleh Falcao milik Estu dan Pitaloka milik Pitek dari Zona BF. “Pemanasan sebelum ke WMP Cup II Klaten dan Brimob Cup Jogja,” cetus Miroso pemilik Arya, juara di Kelas Lovebird Bintang. (Kadir.Jtyk)