Om Heny di Depan Kandang Ternaknya (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Om Heny di Depan Kandang Ternaknya (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Usianya yang separuh abad lebih, tidak membuat aktifitas Heny Purnomo mengoleksi berbagai macam unggas surut. Bahkan setelah dua tahun yang lalu pensiun dari Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Blora, hobinya tersebut makin berkembang. Hampir semua unggas dipelihara di kediamannya di Jalan Reksodiputro No. 58 Blora, Jawa Tengah.

Saat awak MediaBnR.Com berkunjung ke rumahnya, tampak suasana yang riuh meriah, halaman rumah yang luas dipenuhi kandang unggas dan burung mulai dari ayam kate, ayam serama, ayam pelung, perkutut, merpati hingga glatik. Selain itu, juga tampak berbagai macam bonsai dan ketika masuk ke rumahnya, juga terlihat beberapa barang-barang seni budaya koleksinya. Maklum, selain penghobi unggas dan burung, Heny juga dikenal sebagai kolektor barang antik di Blora.

Hobi merawat unggas dan burung sudah digemarinya semenjak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Setelah bekerja di dinas, hobinya makin terpenuhi dengan menyisihkan gajinya untuk membeli berbagai jenis unggas dan ayam. Karena hobinya yang begitu banyak, dulu rekan–rekan sekantornya sampai heran, seharian sudah full kerja di kantor masih sempat beternak unggas.

Heny menjelaskan, bahwa semua hal bisa dikerjakan ringan, asalkan ada rasa kecintaan dan kesayangan terhadap yang dijalani, “Sesuatu yang besar jika tidak dianggap beban ya tidak akan jadi beban, sedangkan hal kecil jika dianggap beban, ya bikin pusing kepala,” tuturnya sambil tertawa.

Om Heny Bersama Ayam Pelung (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Om Heny Bersama Ayam Pelung (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Berbagai ayam tersebut, baik indukan maupun anakannya dibelinya dari peternak, dan beberapa juga hasil penangkarannya sendiri. Mengenai perawatan Heny memberikan tips agar berhasil harus memilki komitmen yang kuat, tidak bisa merawat unggas hanya sambil lalu. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, setiap hari harus dibersihkan kandangnya, hal tersebut untuk mencegah timbulnya bakteri dan kuman yang rentan menyerang unggas. Selanjutnya sirkulasi udara harus bagus, untuk peredaran oksigen yang maksimal bagi unggas.

Om Heny Bersama Salah Satu Koleksi Ayam Pelung Miliknya (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Om Heny Bersama Salah Satu Koleksi Ayam Pelung Miliknya (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Perawatan dan Kesehatan

Ia menuturkan, unggas yang sirkulasi udaranya tidak lancar, menyebabkan pernafasan unggas tidak maksimal, dan udara berbau pengap. Salah satu penyebab udara yang bau di sekitar kandang karena pemberian pakan secara berlebihan, akhirnya bercampur dengan kotoran unggas. Untuk pemberian minum juga harus cukup air yang bersih, dan diganti 1-2 hari sekali. Kemudian ketersediaan sinar matahari juga harus cukup.

Dengan kondisi tubuh unggas yang hangat, ini mampu memberikan perlindungan maksimal saat udara dingin tiba, misalnya pada waktu malam hari. Dan terakhir pemberian pakan yang cukup (tidak lebih dan tidak kurang). Pakan di berikan secukunya saja, diberikan saat pagi dan habis waktu sorenya. Baru esok harinya diberikan lagi. “Kalau unggas kurang pakan, perkembangan melambat serta kurus, begitupun sebaliknya jika diberikan secara berlebihan, kesehatannya juga mudah terganggu dan menimbulkan obesitas, akhirnya gampang terserang penyakit,” katanya.

Untuk memperkirakan kecukupan pakan, rata-rata untuk jenis unggas khususnya ayam pelung, cemani dan bangkok dengan takaran sebanyak 300 gram, sedangkan yang lebih kecil seperti ayam kate, serama dan ayam ketawa bisa separohnya. Untuk burung diberikan secukupnya di wadah, yang diganti 2-3 hari sekali. Dengan memenuhi hal-hal di atas, terbukti membuat kondisi unggasnya sehat, tanpa perlu tambahan vitamin dan pakan pabrikan. Seperti saat dulu wabah flu burung melanda, unggasnya baik-baik saja.

Pakan dan Biaya

Burung Dara Koleksi Om Heny (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Burung Dara Koleksi Om Heny (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Untuk setiap unggas diberikan pakan yang berbeda, perkukut diberi milet merah dan putih serta ketan hitam, burung derkuku diberikan beras merah, untuk ayamnya diberikan campuran katul, jagung giling, voer dan hijau daun (bisa sayur apa saja, seperti bayam, kangkung, daun papaya, dan sebagainya). Mengenai biaya perawatan dalam sebulan, Heny mengaku menghabiskan sekitar Rp 1,5 juta. Karena semata-mata untuk hobi, tidak berorientasi pada bisnis. Jika ada teman atau saudara yang berkunjung ke rumahnya dan yang berminat, unggas-unggas tersebut bisa diganti dengan biaya yang cukup terjangkau.

Mengenai suka-dukanya beternak unggas, Heny menuturkan lebih banyak sukanya, karena dengan beternak unggas, hati tentram dan puas, banyak saudara dan teman. Dukanya saat ditingal di luar kota, mau tidak mau, unggasnya dipasrahkan sama tukangnya yang biasa membantu memberikan perawatan, meski diperlakukan secara baik, namun tetap saja, hewan peliharaan akan lebih nyaman dengan pemiliknya. Bahkan wartawan Majalah BnR sempat kaget, ketika memotret unggas-unggas tersebut di dekat kandang , seketika pada heboh dan terbang kesana-kemari.

Harapan ke Depan

Menurut Heny perkembangan hobiis unggas di Blora sendiri sudah mati suri, karena generasi muda, lebih suka pada hobi-hobi baru yang lebih mengarah ke teknologi. Dulu beberapa komunitas unggas banyak, mulai dari derkuku, dan perkutut. Dan saat ini sudah tidak ada yang mempelopori, apalagi teman-temannya sesama penghobis unggas, sudah banyak yang meninggal dunia.

Semasa mudanya, Heny dan kawan-kawan sering mengadakan lomba dan juga sering mengikuti berbagai lomba burung dan unggas, terutama di seputaran blok tengah, Yogya, Solo dan Semarang. Bahkan beberap gelar dan piala banyak diraihnya diantaranya pernah juara 3 lomba derkuku tingkat nasional, di Ngawi, Jawa Timur, tahun 1999.

Om Heny & Segudang Piala Hasil Prestasi Para Hewan Kesayangan (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Om Heny & Segudang Piala Hasil Prestasi Para Hewan Kesayangan (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Di akhir pembicaraan Heny memberikan petuah buat penghobis, jika ingin menjalani hobi unggas, curahkan kasih sayang sepenuhnya, disiplin serta memberikan perhatian yang maksimal. Menurutnya dari segi bisnis pun, prospeknya juga sangat cerah, jika dilakoni secara serius, Dia berharap suatu saat nanti khususnya di Blora, generasi muda ada yang menghidupkan kembali geliat hobi beternak. (Noegrr/Kdr.Jtyk)