Ajak Masyarakat Peduli dan Sayangi Reptil

Ajak Masyarakat Peduli dan Sayangi Reptil

Sejak berdirinya pada 1 Agustus 2010, Komunitas Reptil Jember (KRJ) mempunyai tujuan mulia. Ingin mengubah cara berpikir masyarakat agar tidak takut pada reptil dan menghargai nyawa binatang tersebut. Merupakan visi dan misi komunitas yang bermarkas di Jl. Halmahera Raya no.1 Jember. “Kami ingin mengajak masyarakat bersama-sama menjaga keseimbangan ekosistem reptil,” kata Drg Surartono Dwi Atmoko atau lebih akrab disapa Drg. Mommi Humas KRJ pada pewarta online tabloidbnr.com

Untuk melaksanakan visi dan misi KRJ. 60 anggota aktif KRJ sering melakukan kegiatan bersifat sosialisasi. Mulai dari sekolah tingkat dasar hingga perguruan tinggi getol mereka lakukan. Bahkan tak jarang mereka sering berkumpul di pusat keramaian kota Jember seperti alun-alun untuk memberi pengetahuan reptil pada masyarakat. “KRJ juga sering diundang berbagai perusahaan untuk sosialisasi. Kadang juga media elektronik juga melibatkan kami mengisi acara mereka,” terang Mommi saat bertemu tabloidbnr.com di alun-alun Jember beberapa waktu lalu.

Dosen FKG Universitas Jember tersebut juga menuturkan. Bahwa peran media massa sangat diperlukan dalam hal memberi pengetahuan kepada tentang dunia reptil. Pasalnya ruang lingkup media massa sangat luas untuk menjangkau masyarakat hingga pelosok daerah. “Melalui media massa, secara tidak langsung kita bisa member pendidikan pada mereka. Dan nantinya, setelah mendapat pemahaman, masyarakat bisa lebih peduli dan menyayangi reptil,” harapnya.

Melalui komunitas ini, KRJ ingin mengajak masyarakat Jember untuk melek reptil. Karena tak selalu binatang reptil menakutkan atau bahkan mematikan bagi manusia. Apabila dipahami, berkurangnya populasi reptil dialamnya seperti ular, dapat menggangu keseimbangan ekosistem yang ada. Dan dampaknya akan kembali ke manusia. “Bagi petani tikus adalah musuh mereka. Tikus kan santapan ular. Bisa dibayangkan bagaimana kalau ular mulai langka,” terang Mommi.

Sampai saat ini KRJ tak pernah lelah membantu memberi wawasan pada masyarakat agar peduli dan melindungi reptil. Bahkan dengan inisiatif, KRJ membentuk wadah untuk membantu masyarakat menanggulangi masalah yang bersangkutan dengan reptil. KRJ Rescue Team begitu mereka menamainya. KRJ Rescue Team bertugas membantu masyarakat yang menemukan binatang reptil di lingkungannya, tetapi takut atau tidak tahu cara menanganinya.

Tak hanya melibatkan masyarakat, KRJ yang mayoritas anggotanya adalah mahasiswa. Juga merangkul mahasiswa pecinta alam untuk peduli kepada reptil. “Mereka sering melakukan kegiatan di alam. Kami juga mengajak mereka agar tidak perlakukan reptil dengan seenaknya ketika menemui di alam,” ujar Mommi.

Selain mengajak, KRJ juga membekali pengetahuan mengenai jenis reptil pada mahasiswa pecinta alam. Sosialisasi pun kerap dilakukan, mulai dari pengenalan jenis hingga cara penanganan ketika berada di alam.

Dengan dibentuknya KRJ ini, seluruh anggota berharap kedepan masyarakat lebih peduli dan mampu menjaga ekosistem reptil yang ada di Jember khususnya dan Indonesia pada umumnya. Karena itu, KRJ membuka pintu lebar bagi siapa saja yang ingin bergabung. Berapapun usianya bisa menjadi anggota komunitas itu, asal warga Jember. Bahkan diantara anggota yang aktif. Satu diantaranya masih berusia 9 tahun saat bergabung. “Mengajarkan anak pelihara hewan sejak dini sesungguhnya mengajari mereka bertanggung jawab,” tutup Mommi.  (stefanus)