Bogor (MediaBnR.Com) – Lomba burung sekarang memang sangat banyak sekali hampir setiap minggu di setiap daerah. Ajang protes dari para kicuamania akan lomba burung juga akhir akhir ini meningkat tajam. Hadiah besar bukan lagi daya tarik bagi Kicuamania di lomba-lomba burung sekarang ini. Kinerja panitia dan juri yang menajdi patokan bagi kicuamania untuk datang kesuatu lomba burung.

Bagaimana kita berusaha untuk membuat suatu lomba yang nyaman bagi Kicuamania? Itu yang selalu ada dalam benak Bapak Perburungan kita sekaligus Pendiri Yayasan BnR, Bang Boy. Setelah melihat dan menimbang saran serta masukan dari kalangan kicuamania, akhirnya Bang Boy mengembalikan lomba BnR seperti saat BnR pertama kali berdiri. Kalau para kicaumania yang telah hadir di dunia burung saat BnR hadir sudah pasti tahu. Bagaimana lomba BnR pada saat dulu yang mana para peserta duduk di samping gantangan. Kemudian semua lapangan tertutup dan hanya pemilik burung yang duduk di samping lapangan.

Suasana Lomba BnR CUP I (Foto: Dok. MediaBnR.Com)

Suasana Lomba BnR CUP I 2008 (Foto: Dok. MediaBnR.Com)

Kalau sekarang aku baru menerapkan para peserta duduk di samping gantangan. Melihat dan menilai kinerja burung masing-masing dan kinerja Juri BnR. Tapi awas perlu menjadi perhatian bagi para kicaumania. Tidak ada Bendera peringatan lagi, teriak langsung akan ditancap bendera disqualifikasi. “Aku minta kalau kicuamania sudah diberi kesempatan seperti ini tolong aku juga dibantu. Kita sama-sama membangun lomba yang bersih dan transparan,” kata Bang Boy.

Suasana Tertib Peserta di Samping Gantangan (Foto: Dok. MediaBnR.Com)

Suasana Tertib Peserta di Samping Gantangan (Foto: Dok. MediaBnR.Com)

Bang Boy memang menginginkan burung kalah dengan burung dan jelas didepan mata Kicaumania. Tidak akan ada lagi kalau sistem ini dijalankan di semua lomba burung juara sejati. Seperti kita ketahui bersama, di lomba burung ada yang namanya juara sejati di kelas tertentu. Kalau memang ingin membangun dunia burung yang lebih maju, sistem ini harus berani dilaksanakan.

“Kalau aku tidak mau membahas di luar BnR. Aku hanya ingin BnR menjadi tolak ukur bagaimana burung juara itu. Permainan keji di lomba burung dengan mengorbankan kicuamania pemula adalah suatu hal yang sangat nista. Sudah mulai terkuak semua jadi mari kita sama sama berbenah diri,” kata bang Boy dengan tegas.

Tapi kalau kita lihat sistem BnR ini bisa dibilang BnR kembali ke habitanya . Tidak semua akan sanggup untuk membuat lomba seperti BnR. Karena bukan hal yang mudah seorang Juri bertugas dekat dengan para peserta tanpa batas pagar. Mental dan hati nurani secara langsung dinilai oleh kicuamania saat lomba itu berlangsung. Tapi tidak salah untuk ikut mencoba dan prinsipnya kalau memang tidak ada rekayasa lomba tersebut. Mau para peserta ada di bawah gantangan sekalipun jiwa seorang juri tidak akan ragu.

Jaya Suprana Memberikan Penghargaan MURI Kepada BnR (Foto: Dok. MediaBnR.Com)

Jaya Suprana Memberikan Penghargaan MURI Kepada Pendiri BnR (Foto: Dok. MediaBnR.Com)

Kita lihat jiwa seorang juri yang benar-benar punya hati nurani. “Pasti dia akan bertahan dibawah organisasinya sampai kapanpun. Tapi kalau Juri tersebut kayak kutu loncat, kadang di sana terus di sini. Sudah dapat aku pastikan Juri tersebut bermasalah,” kata Bang Boy dengan senyum yang penuh arti.

Mari para kicuamania. BnR kembali ke habitat lamanya dalam lomba burung. Semoga kembalinya sistem lomba BnR pada saat BnR berdiri ini, dapat kembali membuat cerah lomba-lomba burung yang ada. Percayalah, hadiah besar hanya untuk menarik peserta dan bukan jaminan lomba tersebut mempunyai kualitas sebesar hadiahnya.(mc)