Indukan Murai Medan

Indukan Murai Medan (BnR-Didin)

Jember (mediabnr.com) – Kh. Abdurahman dan ahmad wakid – mumbulsari, Tak ada kesuksesan yang diraih secara mudah. Kerja keras, tekun dan berusaha merupakan langkah yang harus ditempuh untuk mencapai hasil maksimal bisa dibilang Ahmad Wakid telah menjalani proses tersebut. Dalam mengarungi dunia perbonsaian, Pria setengah baya telah menjalani hobi tersebut. Dalam mengarungi hobi perbonsaian, pria berambut ikal tersebut sudah merasakan pahit getirnya menyalurkan hobinya didunia bonsai mania. Sekitar tahun 2004 merupakan awal Wakid menyalurkan hobi di dunia bonsai. Saat itu ia mencoba mengoleksi bonsai-bonsai tersebut di sahabat terdekatnya, saat itulah Wakid mengikuti event-event bonsai yang diselenggarai oleh PPBI (Persatuan Pecinta Bonsai Indonesia) 6 tahun lamanya bergelut di pecinta bonsai, namun nasib berkata lain, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Kesuksesan belum direngkuhnya.

Oleh karena itu Wakid melebarkan sayapnya di dunia kicau mania, sekitar tahun 2010 Wakid membeli 2 jodoh murai batu yang dia beli dari sahabatnya yang ada di Maluku untuk dibreeding dirumahnya sendiri, meski sempat mengalami kegagalan, ia tak lantas patah arang. Dengan menamkan filosofi kepikirannya, bahwa kegagalan merupakan awal kesuksesan. Ia pun bangkit meneruskan breeding burung murai batu adalah pilihan jenis burung, menambah hobi yang lama terpendam. Berbekal ilmu otodidak, ia rela bertanya kepada teman, krabat dan para breeder yang terlebih dahulu menekuni dunia breeding murai batu. Bahkan untuk memperoleh ilmu breeding, Wakid tak sungkan membuang rasa malu demi mendapatkan tips dan trik dari beberapa breeder. Namun tidak semua yang ditemuinya begitu mudah memberikan ilmu pada pria yang tinggal  di Jl Agus Salim No32 Mumbulsari – Jember. “Enggak semuanya enak, ada yang baru ngomong setelah meminta imbalan kopi dan 1 pack rokok,” ceritanya. Setelah memperoleh ilmu dari berbagai narasumber,ia pun menerapkan ilmu tersebut, alhasil kini 8 pasang murai batu koleksinya lancar berproduksi. Walau saat ini harga murai batu di daerah Jember dan sekitarnya sedang anjlok, namun Wakid tak mau membandrol  murai batu hasil breedingnya dengan harga miring.

indukan produktif

Indukan Produktif (BnR-Didin)

Pasalnya, murai batu miliknya hanya akan dilepas kepada penghobi dan mania yang mencari materi-materi lomba bukan untuk di breeding kan kembali. “Saya tetap bertahan dengan harga tinggi. Karena sekarang saya fokus menjual murai batu dengan materi lapanga” Ujarnya. Mengenai anjoknya harga murai batu di pasaran Jember saat ini, Wakit memberikan pendapat pada pewarta BnR saat bertandang di kediamannya. Menurutnya murai medan yang terus di gerojok baik dari beberapa pulau luar jawa, Makasar, Bengkulu. Sangat mempengaruhi stabilnya harga. Pasalnya, para penghobi berbondong-bondong memburu murai batu luar pulau Jawa dengan berbagai alasan, salah satunya postur yang lebih ramping dan suara cenderung lebih melengking. Sukses di murai batu, ia pun mencoba breeding lovebird. Dengan kesuksesan breeding murai akhirnya ia membeli 20 pasang lovebird, dewi fortuna masih berpihak padanya. Setiap 10 pasang ia koloni tak heran membuahkan hasil yang wahhh. Kini setelah jeri payah yang ditempuhnya berhasil dilalui, buah dari apa yang ditanamnya telah dipetik . Hasil dari breeding murai batu mampu menopang ekonomi keluarga meski demikian, Wakid tak lantas puas. Pasalnya mandat dari bang Boy tentang dunia penangkaran yang harus di galakkan tetap menjadi pedomannya untuk menekuni dunia breeding.*(Didin)