Dunia burung berkicau memang baru digelutinya. Namun kalau soal keseriusan, jangan ditanya. Pria berdarah Ambon yang lahir di Bandung pada 9 Febuari 1976 silam ini, sangat bersungguh-sungguh ingin menjadi seorang kicau mania. Dialah ‘Radja’ yang baru-baru ini namanya cukup menyedot perhatian publik dikalangan kicau mania, khususnya dari para pecinta burung kenari.

Radja (Foto: Okki/BnR)

Radja (Foto: Okki/BnR)

Kisahnya dimulai dari sebuah kejadian yang cukup unik. Pada suatu hari, saat dirinya sedang bersama keluarga, mendengar suara burung dari pemilik restoran ditempat mereka makan. Lalu seketika itu juga, anaknya yang masih berumur 15 bulan, menyukai burung tersebut. “Anak saya begitu tertarik mendengar suaranya, kebetulan sang pemilik restoran menjualnya, dan akhirnya saya beli saja burung itu,” kenangnya. Kala itu, burung yang dibeli Radja adalah jalak suren.

Merasa suara burung tersebut bisa menghibur dia dan anaknya, dari hari kehari, waktu kewaktu, rasa cintanya terhadap kicauan burung semakin menjadi-jadi. Dukungan penuh dari sang istri, semakin membakar semangatnya untuk memiliki burung yang benar-benar pandai berkicau dari jenis lain. Dan akhirnya, kenari adalah pilihan terbaiknya. “Saya menyukai burung kenari, bermula ketika saya bertugas di Jawa Tengah, beberapa anak buah saya yang bekerja disana membawa burung tersebut, yang jumlahnya sepasang dari jenis F1…Dan saat saya mendengar kicauannya, saya langsung suka,” tutur wiraswastawan yang bergerak dibidang telekomunikasi ini.

 

Rela berkorban

burung kenari yg di take over oleh radjaJika sudah jatuh cinta, tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi. Dengan sendirinya kita berani berkorban apapun untuk mendapatkan hal yang kita inginkan. Demikian pula yang dirasakan oleh Radja. Pertemanannya dengan Nova Smith, pemilik NF2IS Bird Farm, membuka jalan baginya untuk sampai ketujuan. Dari sanalah dia dikenalkan oleh Sofyan, seorang breeder ternama yang sudah malang melintang didunia burung berkicau, khususnya kenari. Demi mendapatkan kenari yang terbaik, ia rela mengorbankan uangnya dengan jumlah yang tidak sedikit. Diapun ‘take over’ burung sang maestro yang bernama ‘Makam’ dengan harga yang cukup lumayan fantastis, yaitu Rp. 35 juta. “Saya tidak merasa keberatan dengan jumlah uang tersebut, kepuasan batin yang saya cari, dan hobi seperti ini, sungguh menghilangkan stress,” paparnya.

 

Coba breeding

Mengikut sertakan burung kenarinya dalam ajang perlombaan, merupakan suatu hobi baru yang menyenangkan bagi Radja. Namun disisi lain, dia mempunyai tujuan yang lebih mulia, dengan coba membreedingnya. “Burung ini sudah jelas menunjukan kualitasnya…Belum lama dia meraih treble winner ditiga kelas berbeda, sebagai peringkat pertama diajang Koko Team Enterprize Bekasi…Dan nanti kedepannya, saya akan coba breed dia, agar bisa menghasilkan anakan yang lebih baik lagi,” pungkasnya.