Punggawa Saung Muray Reksa BF di Dapan Penangkarannya

Punggawa Saung Muray Reksa BF di Dapan Penangkarannya

Karawang (MediaBnR.Com) – Naiknya pamor burung fighter murai batu belakangan di pentas kicauan nusantara, menjadi salah satu faktor beberapa kicaumania untuk terjun ke dunia breeding. Demikian pula dengan H. Hery/Rudi Hartono, pemilik Saung Muray Reksa BF (SMR BF), Cilamaya, Karawang, mulai terjun ke dunia breeding sejak tahun 2015. Baru dua tahun ia terjun ke dunia breeding.

Persaingan di Kota Karawang sangat sengit. Berbeda dengan kota-kota lainnya, persaingan di Karawang kental dengan gengsi. Karena itu pula banyak mania Karawang yang memiliki jawara di kelas muray batu. Persaingan itupun melebar. Bukan hanya di kontes, melainkan bersaing di ternakan. Mereka berlomba dan bersaing melahirkan anakan murai batu berkualitas. Demikian pula dengan Saung Muray Reksa BF memiliki anakan ternak yang berkualitas.

“Bagi saya, kualitas hasil ternakan adalah nomor satu. Karena itu segala sesuatu agar hasil anakan bagus akan saya lakukan termasuk menjaga pakanannya setiap hari,” ujar H. Hery/Rudi, pemilik SMR BF kepada MediaBnR.Com di penangkarannya di Jl. Krasak No. 2 Cilamaya Wetan, Karawang.

H. Hery Rudi H Pemilik SMR BF

H. Hery Rudi H Pemilik SMR BF

Saat ini ada 7  kandang ternakan SMR BF di penangkarannya. Beberapa burung jawara dijadikan indukan. Hingga kini sedikitnya sudah 85 lebih anakan laku terjual. Kebanyakan yang membeli adalah kicaumania dan perternak. Kicaumania Tangerang, Bekasi, Jabodetabek dan jawa banyak yang memesan. Mereka yang datang ke SMR BF adalah kicaumania yang tahu kualitas anakan SMR BF.

Menurut H. Hery, ternak murai batu berbeda dengan ternak love bird ataupun kenari. Di murai batu ketelatenan dan keterampilan menjodohkan sangat diperlukan. Dua tahun bergelut di breeding pastinya tahu betul bagaimana menjaga kualitas anakan. Dari 7 Kandang indukan, sudah berhasil menetas anakan yang siap diorbitkan.

Anakan SMR yang Siap Orbit

Anakan SMR yang Siap Orbit

Ternakan SMR BF ini menggunakan kandang seperti biasanya. Ukuran 2×2 m. Di dalamnya dipasang pohon agar indukan yang ada di dalam kandang tinggal kerasan. Sementara itu, kandang untuk angrem berada di pojok atas agar tidak kelihatan. Sangat nyaman bila melihat kandang ternak SMR BF.

Anakan dibiarkan Alami Diloloh Indukan

Kalau breeder lain biasanya setelah telur menetas, seminggu kemudian diangkat diloloh dan sendiri. Namun tidak bagi H. Hery, ia membiarkan anakan diloloh sama indukannya hingga usia 3 bulan. “Saya sangaja anakan diloloh indukan agar anakan tidak manja. Kalau alami kualitasnya berbeda dengan yang diloloh sendiri. Burung lebih kuat, layaknya dari hutan. Itulah yang dijadikan pijakan ssaya dalam berternak. Hasilnya hingga kini bagus-bagus,” ujarnya.1

Meski demikian, breeder asal Cilamaya ini tetap berhati-hati dalam menjaga anakannya tersebut. Kalau sekira-kira indukannya galak, ia tidak mau ambil resiko untuk mengambil anakan tersebut dan diloloh sendiri.

Hingga kini SMR BF sudah mengeluarkan kurang lebih 85 ekor anakan. Meskipun saat ini sudah ada lagi anakan, namum anakan-anakan tersebut sudah ada yang inden. Jadi kalau mania ingin mendapatkan anakan hasil ternakan harus lewat inden dulu. (saeful Milan)