Redy, Srikandi Kicau Mania dari Klaten

Redy, Srikandi Kicau Mania dari Klaten

Senyumnya menghias dalam setiap lomba yang dihadiri, teriakannya terus melengking sesaat setelah gantangkan kenari, tatapannya penuh kasih melihat kenarinya beradu kicau dengan kenari lain, hatinya terus berdoa kenarinya agar makin berprestasi bagaikan anak kandungnya sendiri. Itulah Redy  srikandi kicau mania dari Klaten yang bernama lengkap Agustina Redyanti, dalam 4 tahunan terakhir sosoknya sering hadir dalam gelaran-gelaran lomba regional dan nasional, dengan keberaniannya tunjukkan permainan yang fairplay.

Sosok itulah yang akhirnya, jadi tema gelaran lomba burung berkicau, 9 agustus 2015 di Pasar Gabusan Bantul Yogyakarta, dengan label BNR REDY CUP, yang awalnya sempat menyimpan misteri, kenapa dengan label “REDY CUP BNR”?  REDY besar di Manis Renggo Klaten Jawa Tengah, lahir 24 Agustus 1986, yang akhirnya benar-benar menekuni kicau mania sebegitu dalamnya, tidak kurang sudah 200 sertifikat dari latber hingga lomba nasional PRESIDEN CUP di raihnya, semangatnya tidak terhalang meski jati dirinya sebagai seorang wanita, untuk  mendalami jalur hobi kicau mania yang sudah ditekuni 4 tahunan ini, berawal dari ketertarikannya pada seekor burung Kenari yang indah warna dan  gaya nya yang menawan, saat ini Redy sudah memiliki lebih dari 30 pasang indukan kenari, 2 pasang indukan Murai Batu dan burung lomba juga burung masteran lainnya.

Redy merasa tidak puas di ‘beberapa’ gelaran latber dan  lomba regional / nasional, sehingga menjelang ulangtahunnya yang ke 29 tahun ini, menggandeng BNR Jogja untuk membuat sebuah lomba nasional dengan kualitas yang diimpikan, dan selama ini REDY benar-benar puas dalam mengikuti gelaran LOMBA BNR di berbagai kota, sehingga pilihan menggandeng BNR ini bukan tanpa pertimbangan, bahkan sudah diperhitungkan masak-masak, meski banyak EO Lomba burung mencoba mendekatinya untuk gelaran ini., pilihan tetap kepada BNR Yogya.

Kesungguhan REDY mendapat angin segar dari Bang Boy, Ketua Yayasan BNR Pusat, dan Iskandarsyah Putra Ketua BNR  Yogya, juga diamini oleh Ipan Pranashakti, Pembina BNR Yogya, sehingga dalam sebuah meeting pada bulan Mei 2015 di salah satu rumah makan di daerah gedong kuning Yogyakarta, REDY mengungkapkan semua harapan selama ini, dan  mempercayakan BNR Yogya sebagai tambuk tali kendali lomba  ini agar sesuai dengan harapan.

Sehari-hari Redy merawat puluhan koleksi burungnya sendirian, meski kadang sibuk bersama keluarga nya menekuni usaha Advertising di Klaten ini, tapi selalu disempatkan untuk menekuni jalur hobi yang menurutnya, dunia kicau mania ini memberikan kepuasan tersendiri karena dapat menemukan banyak teman dan relasi, sehingga meskipun jauh di luar kota pun, Redy siap mengarungi perjalanan bersama beberapa koleksi andalannya, terutama dengan mendiang Kenari Casanova yang pernah mendapatkan juara III di Presiden Cup, dan dengan jujur kebanggan ini memotivasinya, karena tidak menyangka, burung ukuran kecil, tanpa harus main mata dengan Juri Lomba tapi tetap biasa juara, meski Kenari Casanova sudah kembali menghadap Tuhan

REDY-WAHYU-SMG.-9-Agustus-8055-SF-Full-Team-ke-Redy-Cup-I-Jogja

Redy saat bersama Wahyu, sesama pelomba di lapangan

Karena semangatnya  terus tumbuh, Redy tetap mencari koleksi yang dapat ditangkarkan dan dilombakan, agar dapat memiliki koleksi-koleksi kenari yang berkualitas, karena baginya ditipu dalam jual beli burung lomba itu sungguh menyayat hati, sehingga prinsip dalam mencari koleksi burung lomba, harus diamati terus menerus dibeberapa latber dan lomba regional, pantang baginya membeli burung dengan  mengandalkan “katanya” dan “jarene”.

Meskipun lahir dari keluarga yang bukan penghobi burung, namun Redy yakin bahwa setiap burung harus diperlakukan seperti manusia, disayangi seperti anak sendiri, diajak komunikasi, karena memang pada dasarnya manusia dan burung sama-sama memiliki naluri, untuk itu saat ini Redy benar-benar belum mau menyerahkan perawatan nya kepada orang lain, namun bagaiamana mengoptimalkan koleksi di rumah, Redy selalu tidak malu menanyakan kepada yantg lebih dahulu main di lomba burung, biasanya saat-saat santai, dan sama-sama sedang tidak emosi kalah lomba, karena baginya mencari teman yang jujur mengungkapkan setingan lomba, butuh waktu yang tepat, tidak bisa asal lemparkan pertanyaan begitu saja, setidaknya sudah bertemu beberapa kali dalam gelaran lomba, karena memang disadarinya jika semua masukan dalam merawat burung lomba diterapkan, maka malah kebingungan mana yang paling sesuai dengan burung-burung koleksinya, apalagi sebagai seorang wanita, yang lebih perasa.

Dalam gelaran REDY CUP Agustus 2015, desain Tropi merupakan inisiatifnya, sehingga diharapkan menjadi kenangan indah dari Srikandi Kicau Mania Klaten ini untuk menjalin persaudaraan yang lebih erat dan tak terlupakan. (Ipan 53BF10AA)

 

Brosur Redy Cup, 9 Agustus 2015, Yogyakarta

Brosur Redy Cup, 9 Agustus 2015, Yogyakarta