Suud juri BnR sukses ternak murai batu

Suud juri BnR sukses ternak murai batu (BnR – stefanus)

Malang (mediabnr.com) – Ternyata Ternak Burung Berkicau, Menguntungkan Dua tahun silam, Suyudi mulai menekuni bisnis penangkaran dirumahnya, Desa Pakis Kembar, Pakis, Malang.Kandang yang ia bangun berukuran 1×1,5 meter dan tinggi 2 meter. Ada 8 kandang dengan materi indukan murai batu. Tiga bulan kemudian sudah menghasilkan 18 anakan. Kini 32 indukan produktif terus menelorkan anakan berkualitas.

Suud sapaan akrab di komunitas perburungan akhirnya mengakui bahwa bisnis penangkaran sangat menguntungkan. Hasil anakan yang ia jual bisa menopang kebutuhan rumah tangga.”Tak kurang dari 150 ring Dua Putri BF sudah berpindah tangan. Pelanggannya pun datang dari berbagai daerah,” ujarnya.

Meski kini tinggal memetik hasil dari breeding yang ditekuninya. Namun Suud mengaku ketika awal terjun di dunia breeding tak berjalan mulus seperti saat ini.“Modal pengetahuan seadanya, saya pilih indukan sendiri. Anakan betina sekitar umur 3 bulan saya kira jantan. Nggak tahunya umur 7 bulan jadi betina,” tuturnya.

Kendati pernah jatuh bangun, hingga menelan kerugian yang harus menguras pundi-pundi rupiahnya. Su’ud tak patah arang menekuni breeding ini. Saran dari Bang Boy Ketua Yayasan BnR membuat Ia move on. “Saya ingat pesan beliau. “Orang BnR harus bisa konservasi”, kata-kata tersebut yang me-motivasi saya,” terangnya.

Selain akan memperbanyak produksi yang ada saat ini. Ia berharap bisa menekuni breeding jenis burung berkicau lainnya. “Mungkin setelah murai batu. Saya ingin coba breeding jalak bali atau cucak rawa,” harapnya.

Namun Ia masih perlu waktu untuk menjawab saat ditanya mengenai minat untuk breeding burung pemakan bij-bijian, seperti lovebird. Bagi Su’ud, menekuni breeding burung pemakan ex-food masih lebih prospek ketimbang pemakan bijian. Pasalnya, selain dari sisi peminat yang lebih banyak. Dari tingkat kesulitan dalam menangkarkan, merupakan salah satu faktor yang membuat harga stabil.

Sebagai breeder, Su’ud sangat mendukung dengan adanya penangkaran yang dilakukan beberapa pegiat breeding di Indonesia. Karena menurutnya langkah ini merupakan tindakan nyata dan peduli untuk menjaga ekosistem burung dihabitatnya.

Dengan demikian, secara tak langsung para breeder di tanah air meringankan tugas pemerintah dalam menanggulangi kepunahan burung di alamnya. “Kalau pehobi burung beli gaconya dari hasil penangkaran. Secara tidak langsung kita turut menjaga ekosistem burung di alamnya,” ujarnya.

Disisi lain, Ia menilai dunia breeding dapat memberi kontribusi bagi mereka yang menekuninya, terutama dari aspek sosial. Karena bila dicermati, dunia breeding dapat memberikan lapangan pekerjaan baru bagi sang breeder maupun karyawannya.

Tak bisa dipungkiri, banyak breeder yang sukses, rela meninggalkan pekerjaan utamanya atau mengajukan pensiun dini demi totalitas di penangkaran. Mulai dari karyawan swasta, pegawai negeri sipil hingga anggota militer berani mengambil tersebut. “Asal kita cerdas melihat peluang yang ada,” imbuhnya.